Oleh : Cahyadi Takariawan
Saya yakin, anda sudah pernah mendapat kiriman kisah Stephen R. Covey
berikut. Saat Stephen R. Covey mengajar tentang Manajemen Stress dan
bertanya kepada para peserta kuliah, “Menurut anda, kira-kira berapa
berat segelas air ini?” Jawaban para peserta sangat beragam, mulai dari
200 gram sampai 500 gram.
“Sesungguhnya yang menjadi masalah bukanlah berat absolutnya. Tetapi berapa lama anda memegangnya,” ungkap Covey.
“Jika saya memegangnya selama satu menit, tidak ada masalah. Jika
saya memegangnya selama satu jam, lengan kanan saya akan sakit. Jika
saya memegangnya selama satu hari penuh, mungkin anda harus memanggilkan
ambulans untuk saya,” lanjutnya.
“Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama saya memegangnya, maka
bebannya akan semakin berat. Jika kita membawa beban terus menerus,
lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu terasa
meningkat beratnya,” ungkap Covey.
”Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut. Istirahat
sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Kita harus meninggalkan beban kita,
agar kita dapat lebih segar dan mampu membawanya lagi. Jadi sebelum
pulang ke rumah dari pekerjaan sehari-hari, tinggalkan beban pekerjaan
anda. Jangan bawa pulang. Beban itu dapat diambil lagi besok,”
lanjutnya.
“Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan
sejenak. Setelah beristirahat, nanti dapat diambil lagi. Hidup ini
sangat singkat, jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya. Hal
terindah dan terbaik di dunia ini tak dapat dilihat atau disentuh, tapi
dapat dirasakan jauh di dalam hati kita,” kata Covey.
Bagaimana dengan Beban Dakwah ?
Beban dalam dakwah, lebih sering kita sebut sebagai amanah. Ada
teramat sangat banyak amanah dakwah yang kita miliki dan harus klita
selesaikan dengan paripurna. Bagaimana cara kita meletakkannya?
Ada saatnya kita harus rehat. Saat bersama keluarga, nikmati seluruh
keindahannya. Saat bersama anak-anak, bercanda dan bercengkeramalah
dengan mereka. Kita harus memiliki waktu untuk melakukan rekreasi
bersama seluruh anggota keluarga, ke pantai, ke gunung, ke desa atau ke
kota, atau kemanapun sesuai kondisi dan situasi. Itu adalah bagian
“jeda” yang sangat penting bagi setiap aktivis.
Saat mengambil jeda tersebut, jangan terbebani oleh berbagai amanah
dakwah yang belum terselesaikan. Karena kita akan kehilangan keindahan
rihlah jika terus menerus memikirkan beban dakwah. Kita hanya meletakkan
sebentar saja. Kita hanya mengambil jeda sesaat saja. Maka nikmati masa
jeda tersebut dengan optimal. Setelah masa jeda itu, kita akan
mengambil kembali beban dan amanah dakwah untuk kita kerjakan dengan
optimal.
Pikiran dan hati kita tidak boleh terus menerus berada dalam
ketegangan dan beban. Harus ada waktu jeda untuk melakukan recharging
dan refreshing, walau hanya sesaat. Dengan cara itu kita akan lebih kuat
dan segar dalam mengemban berbagai amanah dakwah.
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..