Assalamu Alaikum, Selamat datang Saudaraku. Semoga BLOG ini bermanfaat dan harapan kami agar Anda sering datang berkunjung. Wassalam. ==> YAHYA AYYASY <==

Sudahkah Kita (Aktivis Dakwah Kampus) Berdakwah?

Sudahkah Kita (Aktivis Dakwah Kampus) Berdakwah? 
Beberapa hari ini diantara kerisauan yang ada dalam benak, ada satu kerisauan yang muncul pasca menghadiri kajian di fakultas lain. Dan luar biasa, pesertanya melebihi 200 orang, dan kemudian saya berkaca, bagaimana di fakultas saya? Kajian sepi? Semakin sedikit orang? Tidak merasakan manfaat dan kemuliaan dakwah? Apalagi objek dakwah bahkan sama sekali tidak terjangkau dakwah.

Mencoba merenung mencari akar masalahnya. Apakah karena pola marketing? Ataukah karena gencarnya dalam media? Atau malah mencari pembenaran, setiap tempat punya karakternya masing-masing, dan setiap karakter tersebut beda-beda penyikapannya, tak usah dirisaukan.

Tapi risau itu masih saja belum hilang dan kemudian berkaca kepada dakwah sesungguhnya, bukankah dakwah berarti menyeru? Mengajak? Sudah jelas disebutkan dalam Al Quran bahwa dawah itu menyeru. Namun pertanyaannya, sudahkah hari ini kita benar-benar menyeru? Bukankah selama ini kita hanya menunggu? Menunggu para mahasiswa untuk datang ke kajian yang kita adakan, pun kajiannya kurang ‘serius’ dalam penyelenggaraanya. Dan karena menunggu, yang datang cuma itu-itu, orang yang sudah baik.
Menelusuri lagi dakwah para Rasul dan Salafush Shalih hingga para da’i pembangun peradaban. Kata menyeru bukanlah kata implisit, tapi itu metode yang secara eksplisit tersurat dengan jelas dalam firmanNya. Menyeru secara langsung! 

Bagaimana Ibrahim menyeru kepada masyarakatnya untuk tidak menyembah berhala; bagaimana Musa melakukan jihad paling utama, menyeru kebenaran di hadapan penguasa; bagaimana seluruh Rasul menyeru Wahai kaumku, “sembahlah Allah tiada bagi kalian sesembahan selain-Nya.”; hingga ashabul kahfi memproklamirkan keimanannya dan menyeru masyarakatnya. Bagaimana Rasulullah menyeru kepada kaum Quraisy dan seluruh jazirah Arab secara terang-terangan untuk tidak menyekutukan Allah; bagaimana para shahabat, Mush’ab menyeru ke Yatsrib, Abudzar meneriakkan kebenaran dengan lantang; bagaimana seorang sederhana bernama Hasan Al Banna berdakwah dengan sederhana dari satu warung kopi ke warung kopi lain, mendatangi mereka yang memamng membutuhkan seruan Islam; bagaimana para salafush shalih dan para da’i sejati menembus jarak ribuan kilometer hanya untuk satu hal yang teramat mulia “Dakwah!” “Menyeru!” “Mengajak!”

Kembali bertanya, sebenarnya kami ini, mahasiswa yang mengaku aktivis dakwah kampus, sudahkah kami berdakwah? Selama ini apa yang kami lakukan? Sekedar event-organizer dari sebuah acara bernama kajian, diskusi, dialog, seminar dan sebagainya, atau malah ribet berkutat pada masalah internal, ukhuwah lah, komitmen lah, minim kader lah, pensolidan lah dan lain lain?

Lalu bagaimana lingkungan kampus kita? Sudahkah mereka yang butuh dakwah kita, kita datangi, ajak, dan seru secara langsung? Atau kita hanya sibuk dengan tilawah dan sujud di masjid, dengan keshalihan kita dan komunitas kecil kita bernama lembaga dakwah, bersembunyi di balik keshalihan kita?

Sudahkah, warung kopi, giras, cangkrukan, kantin, kita datangi satu-satu untuk kita serukan Islam disana? 

Sudahkah tempat tongkrongan mahasiswa yang biasa merokok sambil maen remi ato gaple kita datangi? 

Untuk setidaknya mengingatkan untuk shalat.  Sudahkah mahasiswi muslimah yang belum berhijab kita seru tentang kewajiban berhijab dan kita ajak berhijab? Sudahkah mereka yang bingung mencari kebenaran, senantiasa berfilsafat, berputar-putar mencari hakikat kebenaran kita ajak diskusi tentang ketauhidan? Sudahkah mereka yang skeptis bahkan phobia terhadap Islam, kita kabarkan pada mereka tentang indahnya Islam?

Bukankah Islam untuk semua? Bukan hanya untuk orang yang sudah sholeh dan ingin sholeh saja?

Hanya Anda, para mahasiswa yang melabeli diri dengan panggilan aktivis dakwah kampus, yang bisa menjawab. Karena merekalah, yang belum tersinari cahaya Islam yang butuh curahan energi, untuk diseru, diajak, dan didakwahi. Malu? Masih takut? Masih ragu? Atau takut dicela? Takut didebat? Takut dicaci? Takut diancam?

Bukankah Ibrahim berdakwah kemudian dibakar, lalu Allah menolongnya, mendinginkan api? Bukankah Musa berdakwah lalu fir’aun mengejarnya, tapi Allah menolongnya, menenggelamkan Fir’aun dan pasukannya? Bukankah Ashhabul Kahfi berdakwah, dikejar-kejar penguasa, lalu Allah menolongnya, menidurkannya selama ratusan tahun? Bukankah Rasulullah berdak’wah, lantas dilempari kotoran, dilempari batu hingga bersimbah luka dan darah, hingga diancam dibunuh, lalu Allah senantiasa bersamanya dan menolongnya,mengokohkan barisan dakwah Rasulullah dengan para shahabat yang setia? Bukankah Hasan al Banna berdakwah, lalu penguasa membunuhnya, tapi Allah menganugerahinya kesyahidan?

Sama sekali tak ada bandingannya, antara apa yang kita lakukan dan mereka lakukan, beban yang kita rasakan dan mereka rasakan, dan pertolongan itu pun entah kapan datannya.

Ya, pertolongan itu entah kapan datangnya, bilamana kita masih bertahan dan bersembunyi di balik keshalihan kita, maka hasilnya tidak akan pernah terlihat. Mari Menyeru!

“Wahai orang yang berselimut, bangkitlah, bangunlah, lalu berilah peringatan. Agungkanlah Rabbmu, bersihkanlah pakaianmu, tinggalkanlah perbuatan dosa (menyembah berhala), dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak, Dan untuk memenuhi (perintah) Rabbmu, bersabarlah” . (QS al Muddatstsir : 1-7)

“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”  (QS Ali Imron : 104)

Oleh: Ahmad Jilul Qur’ani Farid, Surabaya

sumber: http://www.fimadani.com/sudahkah-kita-aktivis-dakwah-kampus-berdakwah/

0 Komentar:

Posting Komentar

Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..

Recent Post widget Inspirasi Rabbani

Menuju

Blog Tetangga

Blog Tetangga
Klik Gambar untuk Berkunjung

Luwuk Banggai SULTENG

Luwuk Banggai SULTENG
ebeeee......