Hidup itu cederung berubah dan
berkembang, sebelumnya kita mungkin sering sekali mendengar bahwa banyak
generasi muda yang sangat bergantung pada media baru sampai akhirnya mereka
begitu mudah terpengaruh dengan konten-konten yang disajikan oleh media baru
tersebut, baik konten yang baik maupun konten yang buruk. Namun, seiring
perkembangan media baru serta perubahan pola pikir dari generasi muda tersebut,
kini mereka sudah mulai mampu memanfaatkan teknologi media baru seperti apa
yang mereka inginkan. Kini kebanyakan dari mereka tidak lagi dipengaruhi tetapi
justu memanfaatkan media baru untuk memengaruhi khalayak.
Generasi muda dikenal sebagai
generasi yang memiliki segudang potensi dan kreatifitas untuk dikembangkan dan
untuk dimanfaatkan ke arah yang positif. Mereka adalah generasi calon pemimpin
bangsa. Dengan modal semangat dan idealismenya, mereka dapat melakukan apapun
yang mereka inginkan. Bahkan dengan kekuatan jumlah mereka yang cukup
signifikan, mereka dapat mengubah apapun sesuai kehendak mereka. Salah satu
sarana yang mendukung upaya para pemuda ini adalah dengan memanfaatkan media
baru.
Disebutkan bahwa karakter media baru
yang berkembang saat ini ditandai oleh enam karakteristik khusus, yakni (1)
digitalisasi di segala aspek; (2) konvergensi dari media yang berbeda; (3)
divergensi internet dari komunikasi massa; (4) adaptasi dari peran publikasi;
(5) peran audience yang lebih luas; (6) fragmentasi dan “pengaburan” institusi
media; serta (6) berkurangnya kontrol sosial (McQuail, 2005: 138). Dari keenam
karakter media baru tersebut, jika generasi muda dapat memahami dan
memanfaatkannya dengan baik tentu akan muncul sebuah gerakan yang dampaknya
akan cukup signifikan terhadap perubahan di negeri ini.
Dengan adanya media baru ini
generasi muda sekarang bisa saja mendistribusikan ide apa pun dengan berbagai
konten, dengan berbagai cara kapan pun selama masih terhubung dengan jaringan
internet. Fasilitas media baru memberikan kemudahan bagi generasi muda
melakukan aksi apa pun, salah satuny adalah dengan melakukan aksi sosial massal
melalui jejaring sosial media seperti yang sedang marak akhir-akhir ini. Bagi
generasi muda, melakukan aksi sosial dengan cara baru seperti ini tentu saja
menjanjikan peluang sukses yang lebih besar karena selain simpel cara ini juga
semakin memudahkan mereka untuk menebarkan ide aksi sosial yang ingin mereka
lakukan untuk membawa perubahan.
Melalui media mereka dapat
memanfaatkan berbagai fitur yang disediakan oleh media baru. Salah satu bentuk
fitur yang sangat memudahkan untuk menebar konten ide aksi sosial mereka salah
satunya adalah dengan video, gambar, animasi, tulisan, bahkan petisi. Dengan
memanfaatkan karakteristik lain dari media baru yaitu konvergensi media mereka
dapat menampilkan berbagai jenis konten dalam satu wadah yaitu melalui media
baru. Hanya dengan satu media saja, kita sudah mampu menikmati beragam konten.
Sehingga ide aksi sosial yang disampaikan oleh para pemuda ini pun tentu saja
memiliki potensi yang lebih besar untuk menarik perhatian dari khalayak karena
kemenarikan dari konten-konten yang disajikan.
Karakteristik lainnya dari media
baru yaitu tidak terbatasnya audience, semakin mungkin membuat ide aksi sosial
yang diangkat oleh generasi muda semakin luas jangkauan publikasinya. Bahkan
dengan memanfaatkan karakteristik ini mungkin saja tidak hanya jumlah khalayaknya
yang tidak terbatas, melainkan juga akan terjadi interaksi antar khalayak
sehingga ide tersebut akan tersebar dan disebarkan oleh khalayak tersebut.
Sehingga dengan begitu segala bentuk ide ataupun hal-hal yang dikampanye,
hingga dipropagandakan bisa menjangkau khalayak yang sangat luas.
Bentuk Aksi Pemuda
(#IndonesiaTanpaJIL)
Indonesia Tanpa JIL adalah sebuah
gerakan yang diusung oleh para pemuda yang tidak menyetujui adanya Jaringan
Islam Liberal (JIL) di Indonesia. Gerakan ini bermula dari sebuah hashtag
#IndonesiaTanpaJIL di Twitter, hingga saat ini menjadi gerakan nasional yang
mengakar. Keberhasilan mereka mempropagandakan ide melalui media baru tersebut
akhirnya mendorong ribuan pemuda merespon seruan #IndonesiaTanpaJIL, mulai dari
Twitter, Facebook hingga Youtube.
Selain melalui twitter, gerakan ini
juga juga sempat membuat video berdurasi 32 detik yang di unggah melalui
YouTube. Dalam video tersebut gerakan ini secara terang-terangan
mengkampanyekan anti JIL. Mereka mampu memafaatkan berbagai karakteristik dari
media baru untuk menyuarakan idenya yang tidak setuju dengan pemikiran JIL.
Gerakan ini berhasil membuat banyak pihak akhirnya bergabung dan turut
menyuarakan penolakan terhadap JIL, mereka yang berpartisipasi bukan hanya dari
aktivis dakwah yang memahami islam sampai anak-anak muda yang masih dalam tahap
belajar islam, pelajar SMA, eksekutif muda, ibu rumah tangga bahkan sampai
pemuda ‘begajulan’ pun ikut di dalamnya.
Keberhasilan lain dari gerakan
sosial media tersebut adalah pada 9 Maret 2012 lalu mereka berhasil
mengumpulkan sekitar 10.000 orang di Bundaran Hotel Indonesia untuk menyerukan
aksi Indonesia Tanpa JIL. Mereka merepresentasikan sebuah gerakan yang mampu
sukses melalui media baru kemudian berkembang tidak hanya di dunia maya melainkan
juga di dunia nyata. Saat ini, gerakan tersebut telah sampai pada tahap
organisasi massal yang melahirkan cabang-cabang di berbagai wilayah di
Indonesia. Sehingga akhirnya gerakan ini menjadi gerakan yang tersebar dalam
lingkup nasional.
Sehingga dari segala bentuk
publikasi gerakan ini di media baru membuat keberadaan mereka semakin terasa di
masyarakat. Kemudian tidak hanya itu, dengan segala bentuk media tersebut
mereka juga dapat mengedukasi khalayak terkiat ide yang mereka bawa. Dari
gerakan pemuda ini kita dapat memahami bahwa pemuda tidak hanya pasif menerima
informasi dan terus dipengaruhi oleh konten-konten di media baru. Seiring
berkembangnya pola pikir, para pemuda di Indonesia kini sudah mampu mempelajari
karakteristik media baru dan memahaminya. Sehingga dari segala bentuk publikasi
media baru saat ini pemuda juga mampu memanfaatkan media baru untuk
menyampaikan ide dan membuatnya menjadi sebuah aksi nyata yang dapat dikonsumsi
dan diikuti oleh banyak orang.
Oleh:
Abdushshabur Rasyid Ridha, Depok
http://www.fimadani.com/media-baru-dan-gerakan-generasi-muda/
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..