Begitu banyak sosok pahlawan
yang namanya begitu harum membasahi bumi sampai saat ini. Namun kadang kita
baru sanggup untuk mengagumi para pahlawan itu dan belum bergegas untuk
mengambil ibrah dan menapaki jalan mereka. Ketika masing-masing dari kita punya
deretan nama yang kita anggap sebagai
pahlawan maka izinkan saya untuk mengemukakan tentang pahlawan yang akan saya
tuangkan dalam tulisan ini. Sungguh bagi saya pahlawan paling memukau sepanjang zaman dan melintasi getaran-getaran periode
generasi mereka adalah pahlawan keimanan. Mereka yang berjuang untuk
berkibarnya bendera keimanan. Berjuang atas nama dan landasan iman. Juga melahirkan dan menginspirasi
pahlawan-pahlawan baru dengan harum dan sejuknya iman. Dan tentunya setiap
generasi melahirkan jenis pahlawan ini. Nama mereka terkenang bukan hanya di
atas papan nama pusara namun nama mereka menggetarkan keteguhan bumi dan akan
mengkilaukan hijaunya syurga.
Tak usahlah saya deretkan nama mereka
disini karena kepahlawanan mereka bukan untuk mengharumkan nama mereka melainkan kepahlawanan
atas nama cinta mereka terhadap rabb dan rasulNya. Namun tak sekedar menjadikan
nama-nama mereka sebagai tambahan nama untuk generasi-generasi baru melainkan
ada yang lebih hakiki dari mereka untuk kita teladani yaitu bagaimanakah proses
tarbiyah mereka dan jalan tarbiyah seperti apakah yang mereka tempuh. Jadi
seperti apakah tarbiyah yang melahirkan para pahlawan ?. untuk menjawabnya maka
saya punya lantunan kalimat mendasar untuk menjawab kesejatian dan kehakikian
itu, yaitu
“kalbu sebagai pusat garapan tarbiyah para
pahlawan “
Bagian
yang paling penting dan mendasar dari tarbiyah para pahlawan itu adalah iman.
Jadi pertama kali yang harus terbasahi oleh iman adalah kalbu yang merupakan
garis start tempat awal berlari untuk menuju dan menikmati sebuah perjuangan
hidup. Ketika kita hendak menengok perjalanan tarbiyah mereka maka teladan yang
tepat adalah lihatlah bagaimana pahlawan hebat sepanjang masa, Rasulullah saw
yang menterbiyah para pahlawan pewarisnya yaitu para sahabat beliau. Mereka
para sahabat sekaligus murid terbaik Rasulullah saw di tarbiyah dengan
memposisikan iman di kalbu sebagai lentera penerang awal sebelum proses-proses
tarbiyah yang lain. Atsar para sahabat mengatakan :
“kami di beri iman sebelum
Alquran”
Hal ini menggoreskan makna bahwa beliau saw menanamkan terlebih
dahulu keimanan di hati para sahabat. Menyemaikan terlebih dahulu apa itu arti
dari keyakinan. Yang tentunya ini akan menjadi sumber energi terbesar dalam
diri para sahabat. Dan sebetulnya semua orang mampu mempelajari Alquran bahkan
kalau kita mau menengok sebuah awal ditabuhnya genderang serangan Ghazwul fikr
yang di kirimkan golongan yang tak rela dengan cahaya Al Islam yaitu raja Louis
seorang raja Romawi yang memilih orang-orang pilihan untuk mempelajari Alquran
namun dengan motivasi untuk merusak kehidupan orang beriman.
Allah SWT
berfirman :
Dan apabila
diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang
berkata: "Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya)
surat ini?" Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah
imannya, dan mereka merasa gembira. Dan adapun orang-orang yang di dalam hati
mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah
kekafiran mereka, disamping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam
keadaan kafir. ( At Taubah : 124-125)
Inilah
istimewanya Alquran, ia merupakan kalamullah. Sesuatu yang suci dan kalam dari
yang maha suci Allah swt. Mempunyai pengaruh yang khas dan pengaruhnya begitu
hebat untuk orang-orang yang beriman. Jika hati ingin mendapat petunjuk yang
benar maka selayaknya keimananlah terlebih dahulu yang harus tertanam dalam diri
pahlawan. Jadi titik awal bagaimana para pahlawan ini di harumkan dengan
tarbiyah adalah dengan melakukan kerja islahul qalb (perbaikan hati). Maka tataplah kisah harum para pahlawan itu
dalam realitas pada masa kehidupan sangg penuntun tarbiyah para pahlawan
Rasulullah saw. Kita akan menyaksikan seorang sahabat berada pada puncak
kegigihan dalam berjuang menegakkan keimanan dan mengamalkan Al Islam sehingga
benar-benar terwujud menjadi sebuah jalan hidup yang menginspirasi peradaban
dunia karena selayaknya itulah al islam yang tarbiyahnya mewarnai kehidupan
para pahlawan itu.
Berikutnya mari kita resapi sebuah proses bagaimana para pahlawan ini
mentarbiyah para kader penerusnya agar para penerus pemegang kunci peradaban
ini mengharumkan diri menuju Rabbnya. Dengan penuh semangat dan ketulusan seorang
pahlawan mengerahkan seluruh daya dan upaya untuk mentrnsformasikan keadaan
hati para binaannya dari kondisi sakit menjadi sehat, dari kondisi terkunci
menjadi peka dan dari kondisi lalai menjadi kondisi yang senantiasa di penuhi
desahan nafas dzikir. Para pahlawan kemudian mentarbiyah para pahlawan berikutnya
agar senantiasa selalu berada pada jalan Islam dengan penuh komitmen dan ke
istiqomahan. Mengantarkan jiwa para pahlawan berikutnya menuju Allah SWT. Ia
mengusahakan dan menginginkan pahlawan yang terdidik dari tangan pahlawan ini
naik pada maqamul ubudiyah (tingkatan penghambaan) yang sempurna sehingga
menggapai pula puncak tertinggi dari kebenaran Al Islam. Perhatikan firman
Allah SWT berikut :
"Hai orang yang berselimut. bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya). (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari
seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Quran itu
dengan perlahan-lahan. Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan
yang berat. (Al Muzzammil 1-5).
Eru Zain
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..