Dalam perjalanan hidupnya
setiap orang pasti pernah mengalami apa yang disebut sebagai kegagalan. Bahkan
semakin sukses seseorang maka semakin sering orang tersebut mengalami berbagai
kegagalan. Perbedaannya adalah pada orang-orang yang dikenal
"sukses", mereka mampu menyadari akan kegagalan tersebut lalu segera
membenahi diri dan menyusun rencana baru. Sebaliknya bagi orang-orang
yang "gagal", mereka tidak menyadari akan kegagalan tersebut,
cenderung terlena, tidak membenahi diri dan takut memulai sesuatu yang
baru lagi. Selain itu orang-orang gagal cenderung terjebak dalam pola pikir
negatif dan tidak mampu keluar dari lingkungan yang negatif.
Apakah kegagalan terjadi
dalam waktu yang tiba-tiba atau kah sama dengan apa yang disebut kesuksesan
yang biasanya baru bisa dicapai setelah berjuang dalam kurun waktu tertentu dan
terus-menerus? Lalu bagaimana kita harus menyiasati hal ini sehingga kita
memiliki kemampuan untuk menyadari adanya "virus-virus"
kegagalan yang menggerogoti kita secara perlahan-lahan? Artikel singkat ini
ingin menjawab kedua pertanyaan tersebut sekaligus memberikan alternatif solusi
yang bisa anda lakukan agar anda tidak terjebak dalam pilihan-pilihan yang akan
membawa anda kepada kehancuran.
Dua
Hukum
Ada dua hukum
yang berlaku di planet bumi ini. Pertama, hukum buatan manusia dan kedua, hukum
alam. Hukum yang pertama menerima rekayasa, tawar-menawar, dan pembalasan bagi
yang melanggarnya pun masih dapat diatur. Hukum kedua amat berbeda dengan hukum
pertama. Hukum yang kedua bersifat pasti dan tidak menawarkan kesempatan
negosiasi bahkan belas kasihan pun tidak. Jika anda melanggarnya, baik anda
tahu atau tidak tahu, sadar atau tidak sadar, maka balasannya pasti akan anda
terima sesuai dengan pelanggaran tersebut. Hanya saja balasan itu bersifat
tersembunyi dan tidak anda rasakan seketika sehingga sangat mungkin sekali terjadi
kelengahan dalam jumlah yang tidak terhitung.
Bentuk kelengahan
yang tidak disadari itulah yang disebut dengan virus kegagalan.
Mengapa disebut virus kegagalan? Karena ibarat virus yang hidup di dalam tubuh
seseorang dan menggerogoti tubuhnya secara tahap demi tahap, demikian pula
kelengahan yang tidak disadari berproses terus-menerus melalui keputusan,
pilihan atau pun tindakan yang dibuat oleh seseorang tanpa sadar akan
pembalasan akhir atau dampaknya dalam jangka panjang.
Proses
Untuk mengetahui bagaimana
virus kegagalan berproses di dalam diri anda, berikut adalah kunci utama yang
perlu dipahami.
Tidak
Adanya Kesadaran akan Pembalasan Akhir
Kegagalan tidak pernah diciptakan oleh sekali tindakan
yang sifatnya sekali jadi. Kegagalan yang anda rasakan dihasilkan dari
akumulasi pilihan atau keputusan kecil yang salah dan tidak anda sadari
pembalasan akhirnya. Dalam istilah psikologi dapat dikatakan bahwa kegagalan
adalah akibat ketidakmampuan individu dalam memahami reward dan punishment
dari tindakan yang dilakukannya. Contoh paling gampang yang dapat dijadikan
sebagai ilustrasi tentang hal ini adalah perilaku menabung sejak kecil. Orang
yang mau menabung pasti menyadari betul bahwa perilakunya tersebut akan
menghasilkan reward berupa keamanan uang simpanan, memperoleh bunga,
jumlah uang yang terus bertambah dan kemudahan hidup di hari tua. Sebaliknya
orang yang tidak berpikir untuk menabung sejak kecil maka mungkin tidak sadar
bahwa ia pasti akan mendapatkan punishment berupa tidak adanya uang
simpanan yang cukup untuk hari tua, tidak memperoleh bunga, dsb.
Semua orang tentu sudah tahu bahwa pembalasan itu
biasanya terjadi di bagian akhir, namun sayangnya tidak banyak orang yang
waspada atau eling dengan kondisi tersebut. Kegagalan
berproses ketika anda dan kesadaran anda dalam kondisi offline atau disconnected
terhadap adanya hukum pembalasan akhir sehingga anda seringkali mengakhiri
dengan paksa sesuatu yang telah anda awali dengan sangat cemerlang. Putus asa
di tengah jalan, mempertahankan kesalahan dengan mengedepankan sikap egoisme,
mencari sesuatu di tempat lain yang sebenarnya sudah anda miliki atau mengumbar
pengembaraan yang masih penuh dengan asumsi adalah sejumlah contoh
ketidaksadaran tersebut.
Kesadaran untuk selalu on-line dengan hukum pembalasan
akhir tidak tergantikan oleh skill atau sertifikat akademik apapun yang
anda miliki. Buktinya, banyak orang yang anda lihat skill-nya terbatas
akan tetapi bisa hidup mandiri dengan keterbatasan itu sementara tidak sedikit
para penganggur yang mestinya telah dibekali kemampuan dan ketrampilan akademik
tinggi tetapi tidak bisa mandiri. Mengapa? Kemandirian adalah balasan
akhir bagi orang yang pernah memulai sesuatu! Anda membutuhkan
ketrampilan mental untuk membunuh virus kegagalan yang meracuni tubuh
anda di samping tetap membutuhkan job skill sebagai penghantar langkah
anda menuju kesuksesan..
Belenggu
Imajinasi
Tidak main-main jika ilmuan sekaliber Einstein mengakui
bahwa imajinasi lebih penting dari pengetahuan karena kekuatannya yang begitu
dominan membentuk diri anda dalam kaitan gagal dan sukses. Mayoritas manusia
dipenjara oleh imajinasi kegagalan tentang dirinya, imajinasi kesengsaraan
hidup dan imajinasi negativitas kehidupannya secara umum.
Memang faktanya hampir tidak ditemukan kesuksesan yang
tidak diawali dengan kegagalan, hanya saja bukan di situ esensinya. Jika anda
gagal kemudian kegagalan tersebut anda jadikan stempel terhadap diri anda entah
dengan sengaja atau tidak, maka stempel itulah yang menciptakan kegagalan demi
kegagalan berikutnya. Karena baik kegagalan atau kesuksesan, keduanya bukanlah
materi riil akan tetapi lebih pada persoalan the way of
thinking, senses of seeing, sense of feeling, atau sistem keyakinan yang
anda anut.
Jadi ketika anda menghembuskan imajinasi negatif tentang
kegagalan terhadap sesuatu yang ingin anda wujudkan, imajinasi tersebut
mengudara di alam ini lalu ditangkap oleh hukum gravitasi bumi yang kemudian
menjadi kenyataan di dalam kehidupan anda. Gambaran mengenai hal ini bisa anda
pelajari dari kenyataan bahwa semua kreasi diciptakan dari dua hal yaitu
penciptaan mental berupa imajinasi atau ide atau gagasan baru kemudian
penciptaan fisik.
Lingkungan Negatif
Pernahkah anda mengamati kenyataan bahwa setiap diadakan
pertemuan orang-orang sukses, pasti sebagian besar di antara mereka sudah
saling mengenal sebelumnya baik secara langsung atau tidak langsung. Apa yang
anda pahami dari kenyataan tersebut? Jawabnya: mereka dibesarkan oleh dan di
dalam lingkungan yang sama atau hampir sama.
Belajar dari kenyataan tersebut, maka pilihlah lingkungan
positif atau berusahalah dengan keras untuk menciptakannya sendiri jika
anda belum menemukan. Ingatlah bahwa lingkungan juga memproduksi stempelnya
sendiri dan lingkungan juga memiliki hukum alamnya sendiri. Ketika anda masuk
ke lingkungan tertentu, maka hukum yang berlaku adalah hukum alam kolektif
tertentu seperti kerja sama, kemitraan, persahabatan, percintaan, permusuhan
atau lainnya. Maka sama dengan kegagalan, kesuksesan pun tidak mungkin
dihasilkan hanya oleh seorang diri.
Lingkungan yang sudah diwarnai muatan negatif
sama bahayanya dengan ideologi terlarang. Bedanya, penyebar ideologi terlarang
bisa langsung dijebloskan ke penjara tetapi penyebar pikiran negatif ada di
sekeliling anda dan bisa jadi keberadaannya sangat dekat sekali dengan anda
bahkan termasuk di dalam diri anda.
Dengan memahami
bagaimana virus kegagalan meracuni hidup anda maka paling tidak anda telah
menyiapkan pisau untuk membunuhnya dan hal ini membutuhkan perjuangan anda
terutama menjaga tombol potensi anda tetap online atau connected .
Bisa anda bayangkan betapa halus, kecil, dan tersembunyinya virus itu
sampai-sampai dengan jarak yang paling dekat pun masih sulit anda
melihatnya di samping bahwa gigitannya pun tidak langsung bisa anda rasakan
seketika. Jika ingin sukses maka tingkatkan kewaspadaan diri untuk mendeteksi
adanya virus kegagalan tersebut sebelum ia sempat menggerogoti anda. Semoga
berguna. (jp)
Oleh:
Ubaydillah, AN
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..