Kini seperti tak ada penolakan lagi atau
masihkah aku yang terlalu tinggi menerbangkan sayap kendali. Entahlah,
yang ku tau kau masih seorang yang beriman. Aku belajar cinta dari
seorang syaikh Sayyid Quthb, ia mengajarkanku banyak. mengajarkan arti
perjuangan yang sesungguhnya. walau aku tak kan mampu mengejar
keheroikan daya juangnnya. Ia seorang pejuang yang ternyata punya pula
janji suci yang tentunya tidak ia ucapkan langsung namun hanya ia pendam
sebagai kekuatan atau bisa jadi tak pernah ia wajahkan kepada sosok
yang memikat hatinya. cukup Allah saja yang tahu setiap amalan tertentu
telah di tentukan waktunya kita tunggu saja waktu mainnya. aku pun tak
akan khawatir jikalu kau di cintai oleh orang yang kucintai juga karena
ini pun ku temukan di dalam kisah yang bercerita tentang kemegahan hati
para sahabat Rasulullah. kemegahan hati itu berceloteh bahwa "aku
mencintai setiap insan yang beriman siapapun ia" .
Menjadi orang yang
sabar sekaligus sadar itu penting. Sabar menjalani titipan juga sadar
bahwa itu memang hiasan semata. ketahuilah ada yang lebih istimewa dari
duniadan seisinya. Bukan bidadari yang menjadi motivasi masuk surga
namun karena Allahlah motivasi tertinggi. Aneh memang ketika ada seorang
sufi yang rela dan bahagia masuk neraka jika memang kehendak itu
merupakan Keridhoan Allah untuknnya. Apalagi yang aku, yang tak seberapa
memandangmu. menurutku keimananmu lebih kuat di bandingkan godaan
tentangku. yang ku tahu kau tidak narsis tapi tetap eksis. dan biarkan
aku cukup tahu sedikit saja tentang dirimu karena aku tak butuh banyak.
aku hanya butuh komitmen iman. bertemu karena iman dan berpisahpun
karena iman. kemudian ada semangat yang ingin ku sampaikan semangat itu
bernama "dakwah".
Inilah semangat yang akan ku bawa dan ku pertahankan
jika Allah berkehendak mempertemukan kita bersama titipan cintaNya. dan
yang ku tahu kaulah orangnya. kaulah orangnya yang senyuman imanmu
memancarkan kesejukan untukku. ah maaf bukan untukku lebih tepatnya
untuk orang-orang di sekitarmu dan aku sedang berada di luar pagar rumah
hatimu yang hndak mengetuk pintunya dengan ucapan "basmallah".
terimakasih atas warna tarbiyah yang pernah engkau bagi. terimakasih
pula engkau telah mengajariku arti kesucian itu. dan terimakasih telah
berbagi semangat. banyak sekali yang ingin ku ceritakan untukmu.
Tataplah mushaf alquran maka niscaya aku pun menatapnya kita bersama
menatap bersama menatap tulisan indah kalamullah dan kita menitikan air
mata bersama atas nama ketaatan. Ramadhan kali ini semoga saja menjadi
Ramadhan terakhir karena besok aku akan "ssst" mengajakmu bekerja sama
mau? kita songsong bersama indahnya hidup dengan iman. dan
menyempurnakan iman itu adalah tahta suci yang harus kita raih. semoga
bersama akan saling menguatkan.
oh iya aku juga ingin bercerita bahwa fitnah itu semakin menjadi-jadi. sepertinya aku harus bersegera mengetuk pintu rumah orang tuamu dan kalau bisa kau pun segera membukakan pintu itu.
seorang ibu : "ujang ti mana ?, saha namina teh ? bade naon ka rorompok ibu ?"
sayah : "abdi ti parung bu. nami abdi muhammad zain ?, bade naroskeun pun ibu gaduh putri, neng "..." "
*hahahaha menghayalkan detik-detik mendebarkan itu. tapi insya Allah saya siap. Bismillah... "kan ada Allah". meminjam perkataanmu juga. hehehe
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..