Farid Nu'man
Mukadimah
Sebenarnya
tidak beda dengan bayang-bayang, aku juga dijuluki tuan dan nyonya
klin, yang senantiasa menjaga kebersihan, terlebih kebersihan akhlak dan
hati. Jadwal aktifitasku segudang, janji-janjiku selemari, pokoknya
sibuk. Ah, aku jadi malu. Dakwah, jihad dan nasehat merupakan pakaian
keseharianku, si tuan dan nyonya clean. Pokoknya aku mempunyai sesuatu
yang orang lain belum tentu punya, bercita-cita yang belum tentu orang
lain punya, sudahlah!!
“Katakanlah apakah akan Kami beritahukan padamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” (QS. Al Kahfi: 103)
Tiba-tiba
hati ini tergerak untuk mengusap sebelah mata, dan tampak dua helai
bulu mata menempel di ujung jari. Lalu kutiup, terbang dan hilang.
Setiap kali diri ini bertanya, ke mana jatuhnya bulu mata itu? Dan
selalu ku jawab, di atas bumi yang fana ini, paling tidak, masih di
sekitar diri ini berdiri. Lalu terbayang diri ini begitu lemah dan
kerdil dibanding luas dan buasnya kehidupan dunia. Manusia memang lemah,
seperti bulu mataku!
“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah” (QS. An Nisa:28)
Kucoba
bertanya kepada bayang-bayang semu, yang senantiasa menyertai derap
langkahku. Siapa Anda? Siapa kalian? Tanyaku. Bayang-bayang menjawab,
aku adalah tuan dan nyonya clean (klin). Alhamdulillah, Tuhanku
menjadikan aku seperti sekarang, menarik, aktif, bergejolak, supel, n’
sholih –katanya.
Aah
… bayang-bayang itu memuji dirinya sendiri. Apakah dia tidak tahu,
keranjang sana masih banyak yang lebih berharga dari dirinya, di mata
Tuhannya, yaa … di mata Tuhannya, bukan di mata kawan-kawan seaktifitas
yang memuji dirinya sedimikian rupa sehingga dia ghurur atau terpedaya.
“Kehidupan dunia telah memperdaya mereka” (QS. Al An’am: 130)
Lalu,
dengan malu-malu, kutanya diriku ‘Siapa Anda??’, yaa siapa diriku. Demi
Tuhannya Ka’bah, aku malu menjawabnya. Apakah tidak ada pertanyaan
lain? Baiklah aku jawab, ya Allah saksikanlah!
Sebenarnya
tidak beda dengan bayang-bayang, aku juga dijuluki tuan dan nyonya
klin, yang senantiasa menjaga kebersihan, terlebih kebersihan akhlak dan
hati. Jadwal aktifitasku segudang, janji-janjiku selemari, pokoknya
sibuk. Ah, aku jadi malu. Dakwah, jihad dan nasehat merupakan pakaian
keseharianku, si tuan dan nyonya clean. Pokoknya aku mempunyai sesuatu
yang orang lain belum tentu punya, bercita-cita yang belum tentu orang
lain punya, sudahlah!!
“Katakanlah apakah akan Kami beritahukan padamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?” (QS. Al Kahfi: 103)
Ya Allah, aku ingin tahu…Kita semua ingin tahu.
“Yaitu
orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini,
sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al
Kahfi: 104)
Yaa Rabbi, maafkan hambaMu yang tertipu oleh perbuatannya sendiri.
Begitulah
aku sebagai manusia hanya memandang diri sendiri melalui pas photo
close up yang bersih, elok tetapi tidak utuh. Aslinya begitu kotor dan
keruh. Sebaliknya memandang orang lain, yang lebih muda, yang jabatannya
rendah, yang tidak seaktif kita, dengan pandangan manusia super dan
tinggi. Sehingga yang lain “tidak seperti aku,” maka harus di”aku”kan
seperti aku…dan kita.
Sebaiknya
aku tanya bayang-bayang, bagaimana keadaanmu? Tanyaku. So bad, buruk!
Belakangan, hampir semua tawaran kegiatanku tak ada yang merespon,
sedikit pengunjung. Padahal dana banyak keluar, acara pun dikemas dengan
apik. Para pembicara adalah orang-orang yang berbobot. Tapiii…yach!
Kurasa aku sudah tidak menarik lagi. Aah..bayang-bayang berkeluh kesah.
Apakah dia tidak tahu, di keranjang sana masih banyak yang lebih hebat
penderitaannya dibandingkan dirinya.
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.” (QS. Al Ma’arij: 19)
Tiba-tiba
tergerak hati ini untuk mengingat-ingat, benar! Telah terjadi peristiwa
yang sama antara bayang-bayang semu dengan diriku, si tuan dan nyonya
clean! Telah banyak haflah (acara), muhadharah (seminar), dan tabligh
aku gulirkan tapi tidak menarik perhatian dan tidak menggerakkan hati
dan perasaan orang-orang. Fuhh…aku tahu, ya Allah…. Ternyata peranku
“sekedar menggulirkan” dan memposisikan orang-orang adalah “ember” yang
harus menampung semua keinginan-keinginan. Geli rasanya –entahlah, ini
geli jijik atau geli karena lucu- melihat diriku, si tuan dan nyonya
clean seperti calo di terminal. Menjual karcis dan berteriak-teriak,
tetapi tidak pernah memanfaatkan karcis itu untuk dirinya sendiri.
Merasa sudah cukup baik dan faham; biarlah kita di luar saja, sedangkan
mereka –orang-orang itu- mendengarkan dengan baik dan khusyuk
muhadharah, atau tabligh itu. Ya Karim, bila demikian keadaan hati kami
berpenyakit, sembuhkanlah, agar tidak menjadi hati-hati yang sombong!
Menyalahkan
orang lain tidak mau mendengarkan nasehat-nasehat agama, sementara aku,
ya..itu tadi, sekedar menggulirkan! Aku tidak sadar, aku ini da’I bukan
calo, meminta orang untuk menghadiri majelis nasehat. Sementara aku
sibuk dengan kepanitiaannya, urusan administrasinya saja, sekali lagi
sekedar menggulirkan. Calo!
Bukan
begitu tuan clean, bukan demikian nyonya clean, sebagaimana mereka
butuh nasehat dan ilmu-ilmu agama, kita pun demikian. Bersimpuh bersama
mereka, dalam ruangan majelis yang sama, dengan uraian dari ustadz yang
sama, malah menambah harmonisnya suasana dan mendekatkan hati, bukan
merendahkan kedudukan kita. Imam Malik ra, mau mendengarkan fatwa
muridnya sendiri, Imam Syafi’I ra. Aah…kedua imam itu terlalu tinggi
dibanding aku, si tuan dan nyonya clean. Sebenarnya, kita juga berhak
atas nasehat itu.
“Wahai
orang-orang yang beriman kenapa engkau katakan apa-apa yang tidak
engkau kerjakan? Sungguh besar kemurkaan Allah bahwa engkau katakan
apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. Ash-Shaff: 2-3)
“Mengapa
kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaikan, sedangkan kamu melupakan
dirimu sendiri? Padahal kamu membaca al Kitab? Maka tidaklah kamu
berfikir? (QS. Al Baqarah: 44)
Wallahu a’lam walmusta’an
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..