keluarlah. keluar dari keheningan mihrabmu.
bangkitlah. bangkit dari kekhusyukan sujud panjangmu.
masuklah ke pasar2, gedung2, kampus2, dan pusat2 pemerintahan.
serulah manusia ke jalan Tuhanmu.
ajaklah umat ini berkhidmat seperti dulu.
jangan lagi nikmatnya perjumpaan hanya kau yg rasakan.
karena jalan ini masih panjang, dan kita butuh peta dari Tuhan.
pun juga teman perjalanan untuk berbagi sandaran.
malam ini. belajar dari natsir,
dia contoh yg bisa menyatukan indah kekata dengan gebrak langkah nyata.
dia contoh yg bisa menyatukan indah kekata dengan gebrak langkah nyata.
maka Capita Selecta-nya tak pernah jadi tumpukan catatan tak berguna.
ia-sang Capita- memang tak bernyawa, tapi setiap hurufnya mengalunkan sebuah derap yang nyata. maka bangsa ini pun tak sampai terpuruk begitu parah. karena ia tak hanya menulis kata, tapi mengejewantahkan tingkah. begitu juga yang kutemui pada sosok Pemuda Mesir itu. Hasan Al Banna namanya. bahkan ia tak pernah mencipta “Capita”nya.
ia hanya memugar nurani para pemuda di
pinggir jalanan Kairo. membuatnya jadi pengusung risalah yang setegar
baja. lalu mereka tahu kemana langkah harus mengarah. bahkan setelah
berpuluhtahun dikungkung penjara. lebih jauh lagi menelisik sejarah,
kutemui kisah yang epiknya sama. tentang sahabat-sahabat mulia,-ridho
Allah atas mereka.
memang tak banyak dari mereka yang pandai
tulis baca. tapi setiap mereka mewakili satu sisi kebaikan akhlak
Rasulnya. dan tentu, kemantapan imannya. ya, semua manusia telah masyhur
tentang kisah-kisah heroik masing-masing mereka. ya, kau sudah bisa
melihat kebesaran Rasulullah-Shalawat Salam atasnya- hanya dari membaca
lembar2 sejarah deretan manusia mulia ini.
ilmu dari Rasul itu tak banyak tertulis
oleh mereka, tapi mereka mengingatnya mantap di kepala, lalu seperti itu
seterusnya, hingga umat ini menguasai hampir serata dunia, lalu
muncullah zaman pencatatan dan kitab2. kisah mereka, dan lautan ilmu
yang mereka bawa, tercatat indah di kitab-kitab ulama pertengahan
mnutup prjalanan lintas zaman malam ini,
saya dapat dengan tenang mnghela napas. insya Allah, akan tetap
bermunculan sosok-sosok yang akan mengangkat Din ini. mempertahankn
kehormatannya. pun mengembalikan kejayaannya. ya, dengan tiap warna
zamannya, sosok-sosok itu kini berjalan mantap di pasar2, gedung2,
kampus2, dan pusat2 pemerintahan. ada yg berdasi, berfantofel, berjas
necis, dan sgenggam janggut mungil di dagunya. mreka brjalan mantap.
seakan mreka telah dibayar lunas. -memang mereka telah dibeli kan? kontan bahkan. dengan indahnya Jannah.
- Dari Natsir, Al Banna, Sahabat Mulia,
hingga Muhammad Sang Utusan-Salawat Salam Atasnya-, aku jadi berpikir,
akan berada dimana aku dari barisan mereka nantinya? sementara tapak
mereka telah sedemikian
jauh. sedang tapakku masih disini. bahkan kerap
menghapus beberapa bagian dan mengulangnya kembali.
Allahu Rabbi.
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..