Berbagai macam sarana komunikasi dan transportasi
diciptakan untuk mempermudah segala urusan kehidupan. Sehingga dunia
laksana satu daratan yang bisa dijangkau dengan mudah dalam waktu
sekejap tanpa menisakan letih dan lelah. Padahal enam puluh tahun yang
lalu, sarana komunikasi dan transportasi masihlah minim. Segala
sesuatu ditempuh dengan waktu yangsangat lama. Namun saat ini semuanya
serba instant. Hubungan jarak jauh bisa dilakukan tanpa jeda waktu.
Karena komunikasi dan transportasi semakin canggih serta teknologi
semakin mutakhir.
Namun yang harus diwaspadai,
di tengah gemerlapnya eksploitasi teknologi dan gencarnya penjajahan
moral yang dilakukan para kapitalis, terutama di negara-negara
berkembang dan negara-negara Islam, maka semu pihak harus mengetahui
racun dan virus berbahaya yang diselipkan dalam kecanggihannya. Racun
atau virus itu sungguh mudah menjangkiti kita semua. Apabila kita sudah
merasakan maka sendi-sendi moral kita lambat laun akan rontok seperti
ruas-ruas jemari yang berjatuhan terkena lepra ganas. Tapi seringkali
penyakit yang sangat berbahaya itu tidak nampak karena mata kita
terlalu silau oleh kecanggihannya.
Saat
teknologi telepon semakin canggih, harga pesawat telepon dan
perangkat elektronik semakin murah, serta jaringan pemasaran
distribusinya sudah merambah hingga pelosok-pelosok daerah, maka
penyakit itu pun semakin rapat mengepung kita.
Dengan
teknologi handphone berkamera, lahirnya fasilitas 3G, chatting melalui
internet dan komputer berkamera, maka hubungan langsung antara manusia
pun semakin menganga lebar. Pembicaraan lewat media tersebut seperti
sudah tidak menyisakan sekat-sekat lagi. Orang yang kita ajak bicara
sudah jelas terpampang di depan kita. Apa yang ditampilkan di kamera,
itulah keadaan lawan bicara kita yang sesungguhnya. Gambar si dia yang
sedang manja, senyumnya yang menggoda, desah suaranya yang membuat
terlena, dapat dengan mudahnya dinikmati dengan fasilitas komunikasi
semacam ini.
Maka ketika batasan moral sudah
semakin memudar dan hilang. Saat pengawasan dari orant tua semakin
renggang, para pemuda dan pemudi pun semakin leluasa berhubungan dengan
kamuflase teknologi tersebut. Mereka dengan mudah membuat janji
berbicara mesra berkoodinasi dengan pasangan untuk mengelabui orang
tua guna bertemu berdua untuk khalwah elektronik.Sungguh sangat mudah
dilakukan dengan memanfaatkan murahnya pulsa.
Lihatlah. Kita akan dengan mudah menyaksikan apa yang dilakukan kaum muda kita. Anak-anak sekolah dengan penuh bangga da nbahagia memanfaatkan fasilitas kecanggihan HP terbaru. Tanpa sadar, mereka telah terjebak. Virus dan racun telah merasuki dirinya. Ia terus menjalar dan menyerang benteng-benteng keimanan.
Apabila ini yang
terjadi, maka sungguh kehancuran moral yang senyata-nyatanya. Sehingga
saat pemuda dan pemudi sudah terjebak dalam jeratan komunikasi yang
semacam ini, maka sangat susah untuk melepaskan diri. Masih Nggak
percaya... Percayalah...Jangan coba-coba!
Mereka
sudah dapat merasakan indahnya janji dan harapan, hangatnya
pembicaraan, mesranya rayuan, serta manisnya pujian. Sukma mereka pun
serasa melayang-layang. Pada akhirnya untuk terjerumus ke dalam
hubungan yang lebih gelap akan dengan sangat mudah terjadi.
Akibatnya, dua sejoli yang tadinya hanya membangun hubungan dengan
jaringan HP, telepon, atau internet saling berjanji untuk bertemu.
Mereka tergoda untuk "mengenal lebih dekat". Janji dan pertemuan pun
terjadi, awalnya dengan sembunyi-sembunyi itu pun dilakukan di luar
rumah, pertemuan pertama menyisakan rasa penasaran yang menggelitik
kalbu. Syetan pun tak tinggal diam. Ia dengan gencar menggoda untuk
bertemu yang kedua kali dan seterusnya. Bahkan dengan terang-terangan
datang/apel ke rumah. Sebagaiman yang dikatakan oleh seorang penyair:
Berawal dari pandangan, lalu senyuman
Kemudian salam, disusul pembicaraan
Lalu berakhir dengan janji dan pertemuan.
Berawal dari pandangan, lalu senyuman
Kemudian salam, disusul pembicaraan
Lalu berakhir dengan janji dan pertemuan.
Syetan
dan iblis pun tertawa lebar. Mereka terus mengipasi api asmara yang
sedang membara hingga membakar keduanya. Kemudian kedua sejoli terlena
melanggar arena terlarang dan menjamah sutra haram, wal iyadzubillah. Akhirnya banyak wanita remaja yang menjadi mangsa panas asmara. Mereka benar-benar menjadi korban permainan api cinta.
Anak-anak
ABG, bahkan yang telah dewasa sekalipun dengan mudah terjebak dalam
kubangan lumpur kehinaan semacam ini. Apalagi kalau sudah tidak
memiliki filter agama yang kuat. Maka pada ahirnya hubungan bebas oleh
dua pasangan yang belum semestnya, semakin mudah dilakukan. Akibatnya
adalah aib, kehormatan melayang, serta suramnya masa depan.
Maka,
wahai para pemuda dan pemudi, para orang dewasa dan orang tua,
renungkanlah secara mendalam akan bahaya dari racun asmara dan virus
pulsa serta khalwah elektronik!
PENANGKAL RACUN DAN VIRUS PULSA ASMARA
Berikut ini saya akan mencoba memberikan beberapa solusi agar racun dan virus pulsa tidak mudah menyerang diri kita dan keluarga. Ini beberapa resep penangkalnya, semoga dapat membantu kita:
Berikut ini saya akan mencoba memberikan beberapa solusi agar racun dan virus pulsa tidak mudah menyerang diri kita dan keluarga. Ini beberapa resep penangkalnya, semoga dapat membantu kita:
- Membentengi keluarga dengan aqidah yang shahih dan akhlak mulia. Jangan bosan dan menyerah untuk mengajak keluarga menuntut ilmu syar'i dan mengamalkannya.
- Tanamkan kepada keluarga bahwa pergaulan bebas adalah jerat-jerat syetan yang bahaya da nkerugiannya nyata di dunia, dan adapun di akhirat akan mendapat adzab Allah yang sangat pedih.
- Para orang tua hendaknya bijaksana dalam memenuhi peermintaan anak-anaknya yang merengek minta dibelikan HP atau komputer multimedia. Karena dari dua media tersebut sangat mudah virus-virus itu menyebar. Gambar dan film porno, komunikasi bebas, akan dengan mudah didapatkan dan dijalin melalui media ini.
- Hendaknya mendampingi dan mengawasi ketika anak menggunakan jaringan internet.
- Jangan letakkan komputer multimedia di kamar pribadi anak. Usahakan komputer diletakkan di ruang keluarga yang mudah diawasi penggunaannya.
- Usahakan agar anak-anak tidak memliki HP. Kalau si anak memang perlu untuk dibawa keluar lebih baik dipinjami milik orang tua.
- Kalau memang harus membelikan HP kepada anak maka hendaknya dibelikan sesuai dengan kebutuhan yang utama.
- Para pemuda dan pemudi yang sudah siap menikah, hendaknya bersegera. Jangan ditunda! Jangan ciptakan ruang untuk berpacaran.
- Para orang tua hendaknya mendukung keinginan anak-anaknya yang menyatakan sudah sanggup untuk menikah.
- Mengawasi teman bergaul anak-anak kita dan bersikap selektif dalam memilihkan teman bergaul untuk mereka. Jangan biarkan mereka keluar rumah tanpa kontrol apalagi keluar dengan teman lawan jenis.
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..