Presiden Partai Keadilan Sejahtera Anis Matta menegaskan Pemilihan
Umum 2014 bagi partainya bukan sekadar pertaruhan politik, namun
sekaligus menjadi pertaruhan untuk mengukir sejarah.
"Memenangi Pemilu 2014 bagi kita yang hadir di sini dan seluruh kader
se-Indonesia serta perwakilan di puluhan negara, merupakan sebuah
panggilan sejarah. Ini adalah misi peradaban PKS," kata Anis Matta dalam
keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (23/9).
Anis Matta menyatakan hal itu di acara Konsolidasi Struktur, Kader,
dan Calon Anggota Dewan (CAD) PKS Kalimantan Tengah (Kalteng) di Gedung
Tambun Bungai, Palangkaraya, Minggu (22/9) sore.
Dia menjelaskan panggilan sejarah PKS mulai bergulir ketika partai
politik tersebut lahir sebagai bagian penting kekuatan reformasi yang
turut melepaskan Indonesia dari belenggu status quo orde baru.
Menurut Anis, melanjutkan hasil perjuangan itu PKS akan terus berupaya
membangun sinergi bersama kekuatan reformis lainnya. Dia mengatakan
targetnya dalam rangka mewujudkan perbaikan berkesinambungan bagi bangsa
dan republik tercinta ini.
"Namun, bukan cuma di Indonesia, kita juga berpikir dan berjuang untuk mengupayakan hadirnya kesejahteraan dunia," ujarnya.
Dia menegaskan karena target dan misi besar dimaksud maka seluruh
kekuatan yang dimiliki PKS akan ditumpahkan untuk memenangi Pemilu
mendatang.
Anis yakin ribuan kadernya yang mengikuti konsolidasi dan bekerja
untuk memenangi Pemilu 2014 maka akselerasi pencapaian kesejahteraan
tersebut dapat dilakukan.
"Pola pikir kita sekarang bukan sekadar disemangati untuk menaklukkan
`lawan`, tetapi lebih dari itu kita hendak tampil untuk turut
berkontribusi positif mengendalikan proses perubahan negeri ini," kata
Anis.
Dalam pertemuan itu, Anis juga menggarisbawahi pentingnya upaya lebih
menyatukan seluruh kekuatan Islam menghadapi Pemilu 2014.
Usai memimpin agenda konsolidasi PKS Kalteng, Anis Matta dan rombongan
menggelar pertemuan silaturrahim dengan tokoh ormas setempat. Hadir
dalam acara ini, antara lain, tokoh Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU),
Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI), MUI, dan tokoh akademisi. (RS)
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..