UTSMAN bin Affan (sekitar 574 –656) adalah sahabat Nabi Muhammad SAW
yang merupakan Khulafaur Rasyidin yang ke-3. Nama lengkap beliau adalah
Utsman bin affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari Bani Umayyah. Lahir
pada tahun keenam tahun Gajah. Kira-kira lima tahun lebih muda dari
Rasullulah SAW. Nama ibu beliau adalah Arwa binti Kuriz bin Rabiah.
Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah Islamnya Ali bin
Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satu sahabat
besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan
as-Sabiqunal Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan
beriman.
Utsman bin Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang paling
pemalu. Selain pemalu, Utsman bin Affan merupakan ekonom yang sangat
handal dan saudagar yang kaya raya tetapi sangatlah dermawan. Beliau
adalah seorang pedagang kain yang kaya raya, kekayaan ini beliau
belanjakan guna mendapatkan keridhaan Allah, yaitu untuk pembangunan
umat dan ketinggian Islam. Beliau memiliki kekayaan ternak lebih banyak
dari pada orang arab lainya.
Rasulullah SAW sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi
yang paling jujur dan rendah hati diantara kaum muslimin. Diriwayatkan
oleh Imam Muslim bahwa Aisyah bertanya kepada Rasulullah SAW, “Abu Bakar
masuk tapi engkau biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus, lalu
Umar masuk engkau pun biasa saja dan tidak memberi perhatian khusus.
Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus duduk dan membetulkan
pakaian, mengapa?” Rasullullah menjawab, “Apakah aku tidak malu terhadap
orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
Pada saat seruan hijrah pertama oleh Rasullullah SAW ke Habbasyiah
karena meningkatnya tekanan kaum Quraisy terhadap umat Islam, Utsman
bersama istri dan kaum muslimin lainnya memenuhi seruan tersebut dan
hijrah ke Habasyiah hingga tekanan dari kaum Quraisy reda. Tak lama
tinggal di Mekah, Utsman mengikuti Nabi Muhammad SAW untuk hijrah ke
Madinah. Pada peristiwa Hudaibiyah, Utsman dikirim oleh Rasullah untuk
menemui Abu Sofyan di Mekkah. Utsman diperintahkan Nabi untuk menegaskan
bahwa rombongan dari Madinah hanya akan beribadah di Ka’bah, lalu
segera kembali ke Madinah, bukan untuk memerangi penduduk Mekkah.
Pada saat Perang Dzatirriqa dan Perang Ghatfahan berkecamuk, dimana
Rasullullah SAW memimpin perang, Utsman dipercaya menjabat sebagai
walikota Madinah. Saat Perang Tabuk, Utsman mendermakan 950 ekor unta
dan 70 ekor kuda, ditambah 1000 dirham sumbangan pribadi untuk perang
Tabuk, nilainya sama dengan sepertiga biaya perang tersebut. Utsman bin
Affan juga menunjukkan kedermawanannya tatkala membeli mata air yang
bernama Rumah dari seorang lelaki suku Ghifar seharga 35.000 dirham.
Mata air itu ia wakafkan untuk kepentingan rakyat umum. Pada masa
pemerintahan Abu Bakar, Utsman juga pernah memberikan gandum yang
diangkut dengan 1000 unta untuk membantu kaum miskin yang menderita di
musim kering.
Setelah wafatnya Umar bin Khattab sebagai khalifah kedua, diadakanlah
musyawarah untuk memilih khalifah selanjutnya. Ada enam orang kandidat
khalifah yang diusulkan yaitu Ali bin Abi Thalib, Utsman bin Affan,
Abdul Rahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqas, Zubair bin Awwam dan Thalhah
bin Ubaidillah. Selanjutnya Abdul Rahman bin Auff, Sa’ad bin Abi Waqas,
Zubair bin Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah mengundurkan diri hingga
hanya Utsman dan Ali yang tertinggal. Suara masyarakat pada saat itu
cenderung memilih Utsman menjadi khalifah ketiga. Maka diangkatlah
Utsman yang berumur 70 tahun menjadi khalifah ketiga dan yang tertua,
serta yang pertama dipilih dari beberapa calon. Peristiwa ini terjadi
pada bulan Muharram 24 H. Utsman menjadi khalifah di saat pemerintah
Islam telah betul-betul mapan dan terstruktur.
Utsman bin Affan adalah khalifah kali pertama yang melakukan
perluasan masjidil Haram (Mekkah) dan masjid Nabawi (Madinah) karena
semakin ramai umat Islam yang menjalankan rukun Islam kelima (haji).
Utsman mencetuskan ide polisi keamanan bagi rakyatnya; membuat bangunan
khusus untuk mahkamah dan mengadili perkara yang sebelumnya dilakukan di
masjid; membangun pertanian, menaklukan Syiria, Afrika Utara, Persia,
Khurasan, Palestina, Siprus, Rodhes, dan juga membentuk angkatan laut
yang kuat. Jasanya yang paling besar adalah saat mengeluarkan kebijakan
untuk mengumpulkan al-Qur’an dalam satu mushaf.
Selama masa jabatannya, Utsman banyak mengganti gubernur wilayah yang
tidak cocok atau kurang cakap dan menggantikaannya dengan orang-orang
yang lebih kredibel. Namun hal ini banyak membuat sakit hati pejabat
yang diturunkan sehingga mereka bersekongkol untuk membunuh khalifah.
Ali bin Abu Thalib mendengar desas-desus tentang adanya orang yang
ingin membunuh Usman bin Affan. Ali bin Abu Thalib kemudian berkata
kepada kedua anaknya, Hasan dan Husain, “Pergilah dengan membawa pedang
kalian untuk menjaga pintu rumah Usman. Jangan biarkan seorang pun masuk
kepadanya.” Hal ini juga dilakukan oleh sejumlah sahabat Rasulullah SAW
demi menjaga Usman bin Affan. Ketika para pengacau menyerbu pintu rumah
Usman bin Affan ingin masuk dan membunuhnya, mereka dihentikan oleh
Hasan dan Husain serta sebagian sahabat.
Sejak itu, mereka mengepung rumah Usman bin Affan lebih ketat dan
secara sembunyi-sembunyi berhasil masuk dari atap rumah. Mereka berhasil
menebaskan pedang sehingga Khalifah Usman bin Affan terbunuh. Utsman
akhirnya wafat sebagai syahid pada bulan Dzulhijah 35 H saat sedang
membaca Al-Quran. Persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah SAW
perihal kematian Utsman yang syahid nantinya. Utsman wafat pada hari
Jum’at 18 Dzulhijjah 35 H. Utsman dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.
[rika/islampos/halaqohdakwah/kisahrasulnabisahabat/yuda-baitularqam/mahluktermulia/Wikipedia]
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..