Perang kata-kata (ilustras) – (Foto: serliafrelita.blogspot.com) |
Adakah ucapan baik tidak disuka? Namun, hinaan, cacian, dan makian
tentu sangat jarang bahkan tidak ada yang menyukainya. Mungkin, anda
menganggap aneh orang yang suka dimaki, dihina, namun pastilah anda
mudah untuk menemui orang-orang yang sukanya menghina dan mengeluarkan
kata-kata yang tidak baik ke orang yang ia kenal ataupun yang tidak
dikenal. Malah terkadang, kita menertawakan seseorang yang sedang dihina
oleh orang lain.
Marah saat dihina, ini biasa. Namun, coba kita
renungi lagi mengenai hal ini. Allah SWT menciptakan dua telinga dan
satu mulut. Berarti, kita perlu lebih banyak mendengar ketimbang
berbicara. Lalu, mari bayangkan jika kita tidak bisa mendengar ucapan
orang lain dan tiba-tiba ada orang yang menghina kita? Karena kita tidak
mendengar hinaan orang itu tentu kita akan biasa saja. Atau, bayangkan
saja anda sedang menghina seseorang yang tidak bisa mendengar? Anda mau
berteriak atau mengucapkan kata-kata yang tidak baik juga orang tersebut
tentu tidak langsung menghina dan memarahi anda.
Secara fisika,
suara yang kita dengar adalah gelombang suara yang merambat di udara.
Prosesnya agak panjang untuk dijelaskan. Secara singkat, gelombang
suara itu ditangkap oleh telinga dan diproses hingga sampai ke otak.
Lalu, otak yang kemudian menerjemahkan gelombang-gelombang suara tadi.
Jadi,
sebuah pujian ataupun hinaan itu sama-sama gelombang suara. Mengapa
kebanyakan orang marah saat dihina? Sebenarnya, setelah diproses di
otak, kemudian perlu diingat bahwa manusia memiliki nafsu. Jika
seseorang belum bisa mengendalikan nafsunya, tentuya ia akan langsung
marah. Tetapi, jika ia bisa mengendalikannya, tentu akan lain ceritanya.
Bisa jadi, ia akan membalasnya dengan sebuah senyuman. Atau mungkin
sebuah ucapan terima kasih.
Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Apabila
ada dua orang yang saling mencaci-maki, maka cacian yang diucapkan oleh
keduanya itu, dosanya akan ditanggung oleh orang yang memulai cacian
selama orang yang dimaki tidak membalas berlebihan.” (HR.Muslim)
Kita akan mendapatkan dosa jika kita memulai mencaci atau menghina orang lain. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
menjelaskan dalam hadist ini, dosa akan ditanggung oleh orang yang
mulai mencaci. Karena itu, kita tidak perlu memulai untuk mencaci orang
lain. Lalu, saat dicaci oleh orang lain, kita perlu ingat bahwa nafsulah
yang membuat kita marah. Sebab cacian itu sama dengan suara-suara lain
yang merupakan sebuah gelombang suara.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda,
“Siapa
yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir hendaklah dia berkata baik
atau diam. Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
menghormati tetangganya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan
Hari Akhir, maka hendaklah dia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Daripada menghina orang lain, lebih baik berkata-kata yang baik. Semoga kita bisa mengambil pelajaran dan semoga bermanfaat.
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..