Ummu Taqi, seorang ummahat dari Gaza, Palestina diwawancarai oleh
Islam Channel beberapa waktu lalu. Setelah wawancara, Ummu Taqi menulis
sebuah surat dalam bahasa Arab yang kemudian diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris, surat ini ditujukan kepada kaum Muslimin di seluruh
dunia. Berikut isi suratnya:
Assalamualaikum,
Saudara dan saudari yang saya sayangi, saya ingin menggunakan
kesempatan ini untuk mengirimkan pesan dari para muslimah di Gaza.
Silakan dengarkan situasi kami dan beritahu semua orang.
Situasi yang kami hadapi sangat mengerikan namun iman kami
alhamdulillah kuat, walaupun kami tidak memiliki air, dan jika pun ada
air itu tercemar dan kami tidak memiliki uang untuk membeli air mineral.
Ketika kami punya uang, para penjual air berkata bahwa terlalu
berbahaya bagi mereka sendiri untuk berjalan keluar dan mendapatkan
pasokan air yang baru. Kami tidak memiliki gas, dan bahkan sama sekali
tidak ada selama empat bulan terakhir. Kami memasak makanan kecil yang
kami miliki dalam api yang kami bikin sendiri.
Orang-orang kami telah kehilangan semua pekerjaan mereka. Mereka
menghabiskan hari-hari mereka di rumah sekarang. Suami saya seharian
hanya pergi dari satu tempat ke tempat lain hanya untuk mencari air. Dia
biasanya kembali dengan tangan kosong. Tidak ada sekolah, tidak ada
bank, hampir tidak ada rumah sakit yang terbuka. Kami selalu sadar bahwa
hidup kami sangat riskan walaupun ada di ruangan apalagi di luar.
Mereka (Israel) memberi kami jam malam antara pukul 01.00 sampai dengan-
04:00 dini hari. Pada jam itulah kami boleh keluar, dan Israel berkata
“silakan cari pasokan untuk kalian,” tapi itu adalah dusta.
Kami makan nasi dan roti hanya satu kali dalam satu hari. Daging dan
susu adalah sebuah kemewahan. Mereka menggunakan bahan kimia di
daerah-daerah yang berada di perbatasan.
Kami diberitahu bahwa orang-orang berdemonstrasi di seluruh dunia.
Masya Allah. Kenyataan bahwa kalian pergi ke kedutaan besar dan
meninggalkan rumah kalian, membuat kami merasa bahwa kami tidak
sendirian dalam perjuangan ini.
Tapi kemudian kalian bisa pulang ke rumah dan mengunci pintu kalian.
Kami tidak bisa melakukan itu. Saya harus meninggalkan rumah saya di
lantai dua setiap malam dan tinggal dengan kakak saya di lantai dasar.
Jika ada serangan, dari lantai dasar, kami bisa pergi lebih lebih cepat.
Ya, kami lelah. Ketika kami mendengar roket dan bom dan melihat
pesawat yang terbang terlalu dekat dengan gedung kami, saya berteriak
dengan anak saya yang masih kecil dan suami saya merasa tak berdaya.
Dalam semua ini tidak ada satu pun selain Allah (swt) yang dapat
menyelamatkan kami. Tetapi ummah juga bertanya-tanya dimana tentara,
dimana kemenangan itu? Jangan lupakan kami karena kalian semualah yang
kami miliki sekarang. Sumbangan kalian sama sekali tidak sampai kepada
kami, dan ketika Israel membuka perbatasan, sumbangan itu hanya untuk
beberapa gelintir saja. Teruslah beramal karena Allah dan berdoa bahwa
kemenangan akan segera datang, insyaAllah.
Wassalam,
Ummu Taqi.
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..