Hei, tanggal 14 tinggal menunggu hari atau bahkan jam. Seluruh remaja
di dunia lagi siap-siap ‘mau ngapain ya?’ di hari yang katanya penuh
dengan kasih sayang. Kasih apa ya, ke yayang gue? Coklat? Kado? Kartu
ucapan yang ada cupido unyu itu? Mawar? Alat mandi? Kasur? TV? Mesin
cuci? Ah, yang penting warnanya pink!
Ups, ada apa dengan tanggal 14? Wah… wah… kenapa pada ribut ngebahas mau pada ngapain tanggal 14 nanti? Ada yang spesial?
Ternyata ada hajatan besar-besaran sodara-sodara! Dan hajatan ini
disebut dengan Valentine’s Day, hari cinta dan kasih sayang (katanya
sih!). Asyik, kalau udah ngebahas yang namanya ‘cinta’ dan ‘kasih
sayang’ nih, kayaknya remaja-remaja pasti langsung pada melek plus
membuka kuping lebar-lebar. Lalu, memangnya ada apa dengan hajatan yang
namanya Valentine’s Day ini? Ramean mana sama hajatan di rumah Pak RT
minggu lalu?
Nggak usah pura-pura deh, gaulislam tahu kalian para remaja pasti
tahu apa itu Valentine’s Day. Valentine’s Day dimaknai dengan kasih
sayang atau hari di mana pasangan kekasih, muda-mudi Barat, yang lagi
jatuh cinta ngungkapin rasa kasih sayang mereka kepada pasangan
masing-masing. Umumnya diekspresikan dengan saling tukar kado, cokelat,
dan bunga mawar. Bahkan, yang paling populer, dengan bertukar kartu
valentine berbentuk hati (love), yang dihiasi sebuah gambar “Copidu” (si
bayi kecil bersayap dengan busur lengkap dan anak panah di tangan).
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, ternyata
perayaannya nggak cukup sampai di situ. Perayaan aneh bin gajebo ini
sering diperingati dengan minum-minum dan seks bebas. Bahkan hari pada
tanggal 14 Februari ini sering dipakai buat momen pemberian ‘cinta’
cewek secara sempurna kepada cowoknya dengan menyerahkan keperawanannya!
Waduh, ini emang udah nggak bener sama sekali!
Herannya, perayaan aneh ini ternyata masih digemari dan bahkan terus
dirayakan oleh remaja muslim di seluruh dunia! Tak terkecuali di
Indonesia. Kita bisa lihat, setiap tahunnya di tanggal 14 Februari pasti
para remaja pada sibuk ngoceh nggak ada habisnya tentang Valentine’s
Day. Dan nggak pandang-pandang, para remaja yang merayakannya pun remaja
hampir dari semua kalangan, dan yang dipandang memprihatinkan di sini
adalah masih banyak sekali remaja yang merayakan hari Valentine ini di
tanah air, yang tentunya mereka mayoritas muslim!
Hari Valentine di tanah air seolah sudah menjadi ‘hajatan’ perayaan
cinta di antara mereka. Kondisinya pun tak kalah parah, yakni dirayakan
dengan seks bebas. Pengungkapan cinta yang ‘lebih’. Ingin sesuatu yang
berbeda setelah sekian tahun berpacaran.
Hari Valentine itu…
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Siapapun yang
merayakan hari Valentine ini bisa kita sepakati bersama bahwa mereka
adalah remaja bodoh. Sudah jelas sekali hari Valentine ini tidak ada
dalam ajaran agama mana pun, terutama dalam ajaran Islam dimana
ajarannya sangat melarang keras pelaksanaan amal-amal yang tidak berasal
dari Allah Swt. dan Rasulullah saw..
“Tapi kan, ini hanya sebagai perayaan budaya? Nggak papa dong kita rayakan!” di antara kamu ada yang nyela kayak gitu.
Hei, budaya mana dulu, Bro! Itu budaya Barat, dan kalau kamu ngajak
ngomongin budaya, bahkan hari Valentine sama sekali nggak cocok sama
budaya dan ajaran Islam yang menjunjung tinggi kesopanan dan kehormatan
orang lain. Kena deh, lo!
Tapi, kenapa masih banyak remaja yang masih merayakan hari Valentine
ini ya? Nah, ini dia yang menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kita,
remaja muslim yang tidak ingin merayakannya. Namun faktanya banyak
sekali teman-teman kita yang masih merayakannya. Banyak remaja yang
menggandrungi perayaan gajebo ini. Alasannya pun banyak. Ada yang ingin
dibilang gaul, ada yang bilang kalau Valentine itu keren dan harus
dirayain, bahkan ada yang cuma sekadar ikut-ikutan!
Hal ini sungguh sangat miris mengingat bahwa hukum merayakan
Valentine’s Day menurut Islam adalah haram. Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?”
mengatakan, “Kata “Valentine” berasal dari bahasa Latin yang artinya,
“Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukan
kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi”.
Disadari atau nggak, ketika kita meminta orang jadi “to be my
Valentine”, berarti sama aja kita meminta orang jadi “Sang Maha Kuasa”.
Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk
dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala. Icon si
“Cupid (bayi bersayap dengan panah)” itu adalah putra Nimrod “the hunter” dewa matahari.
Weleh-weleh… jelas banget ini momen perusakan akidah gede-gedean,
Men! Nggak bisa disepelekan sebagai masalah yang sekecil semut di ujung
laut, karena masalah ini lebih gede dari gajah (yang udah nginjek
idung!).
Sobat muda muslim, Valentine’s Day memiliki perbedaan bentuk perayaan
di setiap masanya. Kalau di masa Romawi, sangat terkait erat dengan
dunia para dewa dan mitologi sesat, kemudian di masa Kristen dijadiin
bagian dari simbol perayaan hari agama, maka di masa sekarang ini
identik dengan pergaulan bebas muda-mudi. Mulai dari yang paling
sederhana aja seperti pesta, kencan, tukeran mesin cuci, eh maksudnya
hadiah, hingga penghalalan praktek zina secara legal! Bisa disimpulkan
deh kalau semangat merayakan hari Valentine itu tidak lebih dari
semangat berzina. Parahnya lagi, semua itu dilakuin dengan
mengatasnamakan semangat cinta kasih. Hoeeekk!
There is no love in Valentine!
Dalam Islam nggak ada Valentine, karena istilah asing itu sendiri
merupakan impor dari agama atau kepercayaan lain yang kebetulan juga
ngimpor dari kebudayaan gajebo. Sejarah dan esensinya aja kagak sejalan
sama pemikiran dan akidah Islam. Lalu ngapain juga kita rayakan, apalagi
pertahankan?
Menurut mereka yang semangat merayakan Valentine’s Day nih, ada
semacam kepercayaan kalau melakukan maksiat dan larangan-larangan agama
seperti berpacaran, bergandeng tangan, berpelukan, berciuman, petting
bahkan sampai hubungan seksual di luar nikah di kalangan sesama remaja
itu menjadi boleh. Alasannya sih, semua itu adalah ungkapan rasa kasih
sayang, bukan nafsu libido biasa. Capek deeeh!
Padahal kasih sayang yang dimaksud adalah zina yang diharamkan. Orang
Barat memang tidak bisa membedakan antara cinta dan zina. Ungkapan make love yang artinya bercinta, seharusnya sekadar cinta yang terkait dengan perasan dan hati, tetapi setiap kita tahu bahwa makna make love atau
bercinta adalah melakukan hubungan kelamin, kalo belum nikah ya seks
bebas alias zina. Istilah dalam bahasa Indonesia pun mengalami distorsi
parah.
Allah Swt. befirman (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Israa’ [17]: 32)
Cinta itu nggak harus selalu dimanifes-tasikan dengan seks. Buktinya
kalau PSK-PSK itu, apa mereka melacur dengan alasan cinta? Nggak kan?
*mereka demi duit, demi memenuhi nafsu hedonismenya.
Jangan samakan cinta dengan seks bro, nggak perlu disamakan dan
dihubung-hubungin. Logikanya sederhana aja. Kalau kita punya orangtua
yang sangat kita cintai, tetangga yang baik hati, hewan peliharaan yang
unyu-unyu, gadget yang super canggih, sahabat-sahabat yang gokil nggak
ketulungan, paman bibi yang perhatian dan baik hati, dan kita mencintai
mereka semua, apakah kita juga harus berhubungan seks dengan mereka?
Herannya lagi nih, hari Valentine’ Day (a.k.a hari cinta dan kasih
sayang) itu kan dirayakan tiap tahun hampir di seluruh negara di dunia,
namun mengapa masih ada negara yang masih tertindas oleh penjajahan dari
negara lain? Mana itu yang namanya ‘cinta’ dan ‘kasih sayang’? *Bohong
besar!
Dan kesimpulannya, yang disebut ‘cinta’ dan ‘kasih sayang’ dalam hari Valentine itu hanyalah omong kosong belaka.
Islam dan cinta
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Oleh karena itu,
sudah seharusnya kita berteriak bersama: “Say No to Valentine’s Day!”
melihat betapa banyak sekali kejelekan yang didapat ketimbang manfaatnya
yang hampir tidak ada dari Valentine’s Day.
Sobat gaulislam, kata siapa dalam Islam nggak ada yang namanya cinta
dan kasih sayang? Islam sendiri adalah agama kasih sayang dan menjunjung
cinta terhadap sesama. Dalam Islam, cinta sangat dihargai dan menempati
posisi sangat terhormat, dan suci. Islam sama sekali nggak phobi sama
yang namanya cinta.Islam mengakui fenomena cinta yang tersembunyi dalam
jiwa manusia. Namun demikian, Islam nggak menjadikan cinta jadi
komoditas yang rendah dan murahan. Cinta yang merupakan perasaan jiwa
dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihanya
dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang.
Bye-bye Valentine
Sebagai generasi muda muslim, kita nggak cuma dituntut untuk melek
teknologi dan ilmu pengetahuan, namun juga dituntut agar bisa
memfiltrasi ajaran-ajaran dan pemikiran yang bukan berasal dari Islam.
Bagi kalian, generasi muda muslim yang membaca tulisan ini dan dengan
tegas telah menyatakan bye-bye Valentine, maka selamat! Kalian sudah
memenangkan salah satu dari ribuan serangan budaya dan akidah terhadap
generasi Islam.
Jangan rayakan Valentine’s Day, dan ayo rame-rame kampanyekan gerakan anti Valentine di mana pun kamu berada!
Sebagai generasi muda muslim, kita harus berusaha sekuat tenaga kita
untuk mengimplementasikan ajaran Islam dalam kehidupan kita di
masyarakat, dalam muamalah sehari-hari (dan lebih keren sampe level
bernegara). Agar ruh ajaran Islam nggak terkontaminasi oleh
budaya-budaya asing yang terbukti hanya menimbulkan keresahan dalam
masyarakat muslim.
Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk meninggikan kalimat Allah
di medan perjuangan yang makin hari makin kompleks ini. Sesuai dengan
background kita masing-masing. Tetap menjadi mukmin sejati, tetap
istiqomah bersama kebenaran Islam. Semangat! [Hawari | Twitter: @hawari88]
sumber: http://www.gaulislam.com/bye-bye-valentine
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..