Belajar di Mekkah
Di masa kecilnya Imam Syafi’i hidup miskin. Namun ia memiliki ibu 
yang luar biasa. Sang ibulah yang mendidik Syafi’i sejak kecil dan 
mengirimnya ke Makkah untuk menimba ilmu dari para ulama besar yang 
salah satunya adalah Imam Malik.
Di Makkah itulah, Imam Syafi’i yang masih berusia tujuh tahun telah 
hafal Al Quran lalu membaca dan menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam
 Malik pada usia 10 tahun sebelum beliau berjumpa langsung dengan Imam 
Malik di Madinah. Sekalipun hidup dalam kemiskinan, beliau tidak 
berputus asa dalam menimba ilmu. Beliau mengumpulkan pecahan tembikar, 
potongan kulit, pelepah kurma, dan tulang unta untuk dipakai menulis. 
Sampai-sampai tempayan-tempayan milik ibunya penuh dengan tulang-tulang,
 pecahan tembikar, dan pelepah kurma yang telah bertuliskan 
hadits-hadits Nabi. Saat gurunya terlambat, Syafi’i kecil lah yang 
mengajari anak-anak lainnya. Ia biasa menghafalkan seketika saat gurunya
 mendiktekan. “Tak layak bagiku untuk memungut bayaran sepeserpun 
darimu,” kata sang guru mengetahui keistimewaan dan ‘jasa’ Syafi’i 
kecil.
Imam Al Baihaqi dengan sanadnya dari Mus’ab bin Abdillah Az-Zabiri, 
dia berkata, ”Imam Syafi’i memulai aktivitas keilmuannya dengan belajar 
sya’ir, sejarah dan sastra. Setelah itu baru menekuni dunia fikih. Untuk
 beberapa waktu Imam Syafi’i terkenal sebagai penyair andal. Hingga 
suatu saat salah seorang keluarga pamannya mengatakan sesuatu yang 
akhirnya menjadi awal kemuliaan Imam Syafi’i. “Wahai Abu Abdullah, aku 
sangat menyayangkan jika kefasihan bahasa dan kecerdasanmu ini tidak 
disertai dengan ilmu fikih. Dengan ilmu fikih, kau akan memimpin semua 
generasi zamanmu,” katanya, menyentakkan Imam Syafi’i.
Berangkat dari inilah Imam Syafi’i belajar ilmu fikih kepada Imam 
Malik. Singkat cerita, Imam Syafi’i akhirnya diterima menjadi murid Imam
 Malik. Semula ia ditolak, tetapi demi melihat kesungguhan pemuda ini 
dan kehebatannya yang telah menghafal Al-Muwatha’, Imam Malik 
menerimanya.
Ada satu kisah unik di saat beliau masih belia, siang itu,di Masjidil
 Haram terlihat seorang guru tengah mengajari murid-muridnya berbagai 
prinsip ilmu. Guru itu mengajari berbagai prinsip ilmu agama. Namun ada 
yang terlihat aneh dari peristiwa itu,ternyata Sang Guru tak jauh lebih 
tua daripada murid-muridnya. Kemudian, di tengah proses mengajar Sang 
Guru meminta izin untuk minum, padahal saat itu adalah Bulan Ramadan. 
Kontan saja murid-muridnya memprotes Sang Guru dan bertanya “Kenapa Anda
 minum? Padahal sekarang ‘kan Bulan Ramadan?”. Sang Guru menjawab “Aku 
belum wajib berpuasa.”
Siapakah Sang Guru yang nyeleneh tersebut ? Ya, benar. beliau adalah Imam Syafi’i.
Kehebatan dan Keteladanannya
Kita mengenal Imam Syafi’i sebagai ulama fikih dan imam madzhab yang 
besar. Namun, kehebatan Imam Syafi’i tidak terbatas pada bidang itu. 
Seperti disinggung di atas, Imam Syafi’i adalah seorang sastrawan dan 
ahli bahasa. Ahli nasab dan sejarah. Ia juga terampil dalam berkuda dan 
memanah. Hal ini dipelajari Imam Syafi’i ketika masih remaja. Ia menjadi
 ahli dalam kedua jenis olah raga yang dianjurkan Rasulullah itu. 
“Setiap sepuluh anak panah yang kuluncurkan, semuanya tepat mengenai 
sasaran,” kata Imam Syafi’i beberapa tahun kemudian kepada para 
muridnya.
Pada saat Imam Syafi’i hijrah ke Mesir, saat itulah diketahui bahwa 
Imam Syafi’i juga ahli falak dan memilki ilmu kedokteran. Ceritanya, 
Seorang dokter yang bertemu dengannya mengajaknya berdiskusi, hingga ia 
menyangka Imam Syafi’i adalah seorang dokter yang pindah dari Irak. 
Dokter itu hendak mengajak Syafi’i memperdalam buku kedokteran yang ia 
punya, tetapi Imam Syafi’i menjawab: “Mereka (murid-muridku) tidak akan 
merelakan aku untuk mempelajarinya.”
Demikianlah ilmu Imam Syafi’i yang membuat kita terkagum-kagum. Namun
 akhlak dan keteladanannya tak kalah menawan. Imam Syafi’i rahimahullah 
membagi waktu malamnya menjadi tiga yakni; sepertiga untuk menulis, 
sepertiga untuk shalat dan sepertiganya untuk istirahat. Ia dikenal 
sebagai orang yang sangat wara’, zuhud dan bertaqwa. Imam Syafi’i juga 
ahli sedekah. Seluruh harta yang didapatkannya segera ia sedekahkan 
kepada orang yang membutuhkan.
Karya-Karyanya
Imam Syafi’i adalah  pionir dalam bidang Ushul Al- Fiqh dan Ahkam 
Al-Qur’an. Para ulama dan cendekia terkemuka selalu mengkaji karya-karya
 Imam Syafi’i dan mengambil manfaat dari karya tersebut. Nama kitab yang
 ditulis oleh Imam Syafi’i sangat banyak jumlahnya mencapai lebih dari 
100 kitab dan sebagiannya kemudian dikodifikasi dalam satu kitab besar 
bernama Al-Umm. Nama kitab tersebut diambil karena beliau adalah orang 
yang sangat menyayangi ibunya. Inilah kitab induk mazhab Syafi’i, 
berisikan pikiran Imam Syafi’i yang sangat teliti, terperinci dan 
menyeluruh. Selain Al-Umm, kitab Imam Syafi’i yang sangat terkenal 
adalah Ar-Risalah. Kitab yang disebut terakhir ini merupakan kitab ushul
 fiqih pertama di dunia. Padahal pada saat itu Imam Syafi’i masih sangat
 muda. Dan masih banyak lagi karya-karyanya yang lain.
Wafat Imam Syafi’i
Karena sibuknya berdakwah dan menebar ilmu, hingga beliau menderita 
penyakit wasir yang selalu mengeluarkan darah. Makin lama penyakitnya 
bertambah parah hingga akhirnya beliau wafat karenanya. Beliau wafat 
sebagai syuhadaul ilmi di akhir bulan Rajab 204 H. Terjadi pada malam 
Jumat setelah shalat Isya’ hari terakhir bulan Rajab permulaan tahun 204
 dalam usia 54 tahun. Semoga Allah memberikan kepadanya rahmat-Nya yang 
luas.
Usia beliau memang singkat,namun patut kita teladani kekhidmatan 
beliau dalam mencari ilmu ke berbagai negeri dan sikapnya yang sangat 
menghargai waktu, seperti yang pernah diucapkan beliau, “Ilmu bukanlah 
sesuatu yang dihafal,tetapi ilmu adalah sesuatu yang ada manfaatnya.”
Semoga bermanfaat bagi kita, sebagai motivasi dalam belajar dan mengajarkan ilmu. Amiin.
Barakallahufiikum.
Oleh: Muhammad Rizky Harahap, Bintaro
Mahasiswa Perpajakan, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
Mahasiswa Perpajakan, Sekolah Tinggi Akuntansi Negara
http://www.fimadani.com/imam-syafii-sang-mujtahid/ 
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..