“Jomblo lu !”
Jomblo di zaman ketika para ababil 'menguasa' seperti
sekarang ini berarti tidak punya pasangan, atau pacar. Banyak ababil merasa
terhina dengan sebutan itu sehingga ia rela melakukan apa saja agar tidak
disebut jomblo. Rasa terhinanya para ababil ini mungkin melebihi rasa marahnya
ketika RasuluLlah shallaLlaahu'alayhiwassalam dihina.
Sebut saja Mawar. Dia rela pacaran dengan orang begajulan,
suka merokok dan suka melakukan hal tidak terpuji dengan kondisi wajah yang tak
tampan, hanya agar dia tidak berstatus jomblo. Padahal Mawar berparas ayu
(karena make-up) dan bertubuh aduhay. Kenapa mau? Karena ada agenda terselubung
dibalik status ketidak jombloan itu. Kalau jomblo, tidak ada yang ngapel datang
ke rumah ketika malam minggu, tidak ada yang mengajak (mentraktir) makan, tidak
ada yang antar-jemput kuliah dan lain-lain. Nah, ternyata ada keuntungan dengan
berstatus tidak jomblo walau pasangan 'seadanya'.
Lain lagi dengan Eva. Dia bersedia pacaran dengan orang yang
baru dikenalnya dari facebook beberapa hari yang bahkan wajahnya tak ia
ketahui. Eva beralasan kalau dia hanya ingin memiliki teman untuk bersms ria,
agar tidak kesepian.
Kejomplangan dan keanehan dalam berpacaran ini tidak hanya
dilakukan oleh Mawar dan Eva, tapi oleh banyak ababil yang bertebaran di dunia.
Sudah zamannya
.
Godaan untuk melepas status jomblo menjadi berpacaran
sungguh besar, apalagi untuk daerah perkotaan. Kebanyakan perempuan ababil baik
pelontos maupun berkerudung, ternyata pacaran. Sehingga menimbulkan rasa kebenaran
banyak orang untuk pacaran. Yang tidak pacaran dianggap tidak laku bahkan
memiliki kelainan. Ada-ada saja anggapan orang-orang.
Mawar dan Eva dianggap orang yang wajar dengan gaya hidupnya
mengenai pacaran. Lain dengan Ery. Ery adalah seorang mahasiswa jurusan
Hubungan Internasional Universitas Indonesia berusia 22 tahun berpostur tinggi
kurus, berkulit sawo matang. Wajahnya tidak jelek, tapi juga tidak ganteng.
Oleh teman-temannya ia selalu dipanggil jomblo. Ketika para ababil merasa
jomblo adalah aib yang harus ditutup rapat-rapat, Ery malah bangga dengan
panggilan itu. Sungguh aneh, itulah cap teman-temannya. Jomblo yang aneh,
manusia yang aneh. Itulah mengapa ia dipanggil jomblo.
Teman-teman Ery penasaran kenapa dia bisa bangga dan tak
tergoda untuk pacaran. Mereka selalu mencecar Ery dengan pertanyaan itu bak paparazzi. Paparazzi adalah julukan
untuk mereka yang selalu ingin tahu tentana kehidupan Ery. Dan Ery selalu saja
tersenyum sambil lalu, seperti tak ada beban dalam hidupnya sebagai ababil kota
besar berstatus jomblo.
Tapi ketenangan Ery dalam bersikap itu ternyata berbanding
180° di dunia maya. Para paparazzi sering memergoki Ery memposting rasa
galaunya ingin memiliki pacar. Ya, menurut mereka Ery ingin memiliki pacar.
Tapi selalu saja ditangkis oleh Ery.
Ery bukan laki-laki yang dikenal rajin mengikuti kajian di
kampus, tapi dia berteman dengan "ikhwan"
kampusnya. Pun dia kongkow bersama teman-temannya yang ababil. Itu menurut
mereka. Gaya berbusananya juga tak seperti ikhwan kampus yang mengenakan celana
bahan dan hem panjang. Ia berbusana layaknya mahasiswa lain. Ery memang tidak
terlalu terkenal, tapi ia cukup dikenal banyak mahasiswa dan dosen karena ia
termasuk BEM dan sering ikut aksi ke jalan.
"Mblo Ery, gue ada cewek nih. Bening, berkerudung juga.
Kayaknya cocok buat jadi pacar lu."
"Terus, gue kudu ngapain?"
"Lu tembak lah!"
"Gue ngga mau. Gue ngga sekejam itu, Dit!"
"Lho kok kejam??"
"Iya kalo gue tembak dia, ntar dia bakal mati
berlumuran darah karena peluru menembus tubuhnya, terus keluarganya
nangis-nangis histeris meratapi kepergiannya. Apa ngga kejam itu namanya
ha?!"
"Dodol lu! Ihhhhh lu dodol apa culun dah! Maksud gue
ditembak itu nyatain perasaan lu kalo lu suka sama dia dan lu ingin pacaran
sama dia. Gitu lho Mbloooo." Jawab Adit sambil menggelengkan kepala.
"Gue ini berusaha untuk jujur, Dit.."
"Terus?"
"Gue ngga suka sama dia dan gue ngga mau pacaran sama
dia, masa gue harus bilang suka gitu?? Miapah??"
"Lu kan belum liat orangnya."
"Gue ngga mau liat."
"Dasar jomblo! Kalo lu liat pasti lu bakal suka."
"Hihihihih. Kenapa ngga buat lu aja?"
"Gue belum putus sama cewek gue."
"Udah, putusin aja. Abis itu disambung dengan nikahin
dia."
"Gue belum bosen sama cewek gue. Lagian dia juga mantan
gue dulu, udah pernah ngerasain. Nyuruh nikah lu. Lu kira nikah gampang
apa?!"
"Aduh..gue jadi kasian gini sama cewek deh, Dit."
Jawab Ery dengan wajah memelas sok imut.
"Kenapa? Kalo gue sih kasiannya sama elu, soalnya lu
belum pernah punya pacar. Gue baca twit elu semalem, Mbloooo."
"Ya abisnya sekarang cewek itu kaya barang aja,
dihargai kalo masih suka doang, kalo ngga suka dibuang gitu aja. Pacar bisa
ganti-gantian, kalo udah bosen diganti. Mantan pacar temen bisa jadi pacar
kita. Kasian kan???? Mendingan gue jadi jomblo daripada gue mainin cewek kaya
gitu, Dit.. Udah Dit, kalo emang lu suka, lu cinta ma cewek lu, nikahin dia.
Itu yang dianjurkan di agama..karena pa.."
"Ah capek gue ngomong sama lu! Mau bantuin malah
diceramahin. Kenapa sih kudu bawa-bawa agama? Sewot dah!" Sahut Adit
dengan wajah kesal, padahal Ery belum selesai berbicara. Adit pergi begitu saja
tanpa permisi.
"Mau bantuin gue jadi laki-laki pengecut
maksudnya?" Ucap Ery lirih sambil nyengir kuda.
Sebenarnya Ery sering ditawari 'cewek' oleh teman-temannya,
tapi dia selalu saja menolak. Sampai di usianya yang ke 23, ia tetap saja
menolak. Karena itu, para paparazzi menjulukinya Bigot Jomblo. Ery tertawa
ketika dijuluki demikian.
"Gue jomblo beriman, cooy. Ngahahaha." Kata Ery
melawak. Dan para paparazzi hanya geleng-geleng kepala.
Suatu hari di kantin kampusnya, datang seorang wanita cantik
berbusana minim berwarna merah. Wanita itu secara tiba-tiba duduk di samping
Ery yang sedang melahap bakso.
"Hai, Ry." Kata wanita itu mengajaknya ngobrol.
Ery hanya menoleh dan tidak menjawab. Ia bergeser tempat
duduk untuk menjauh dari wanita itu.
"Kok ngga dijawab sih? Malah menjauh gitu. Ngga sopan
banget."
Ery diam dengan wajah cuek dan tetap menikmati bakso. Sampai
akhirnya wanita itu memegang tangannya. Ery secara reflek menyingkapnya.
"Woy! Anda ini siapa? Ngga punya malu banget ya
megang-megang tangan gue! Ih!" Kata Ery dengan nada keras.
Wanita itu merasa malu juga marah, mukanya merah.
"Aku kan cuma mau kenalan!" Jawab wanita itu
sambil menahan rasa malunya.
"Lu kan udah tau nama gue, Mbak. Kalo mau kenalan sama
gue tuh yang baik-baik! Pake baju yang sopan, ucapkan salam terlebih dahulu,
ngga usah megang-megang gue. Maaf Mbak tadi agak membentak." Ery kemudian
menuju penunggu kantin untuk membayar makanan, meninggalkan wanita itu begitu
saja.
"Dasar! Pantes aja lu jomblo!" Kata wanita itu
kesal.
Esok harinya saat Ery berada di perpustakaan, ada wanita
berkacamata dengan busana sopan tapi rambut tak tertutup menghampirinya.
"Salaamu Alaykum, Kak Ery." Kata wanita itu sambil
tersenyum manis kepada Ery.
"Wa'alaykumussalaam. Maaf siapa?"
"Namaku Wulan, Kak. Aku mahasiswi jurusan kedokteran,
baru masuk tahun ini."
"Oh. Ada apa?"
"Aku mau pinjem buku, Kak."
"Buku tuh ada disana, Dek. Ini kan meja tempat
baca." Kata Ery sambil menunjuk rak-rak buku.
"Oh iya, hehe."
Kemudian wanita itu mengambil buku dan kembali ke tempat Ery
membaca. Rupanya Ery risih karena di meja itu hanya mereka berdua. Ery pun
berpindah ke meja lain duduk di samping seorang laki-laki. Wanita itu terus
membuntutinya kemanapun ia duduk sampai tiga kali.
"Kenapa Anda mengikuti saya terus, Dek?"
"Aku ingin belajar agama, Kak."
"Ih ngga konsisten banget ya kamu. Tadi bilang mau
pinjem buku, sekarang mau belajar agama. Pffft. Kalo mau belajar agama mah ke
Ustadzah, Dek. Bukan ke saya."
"Tapi aku maunya sama Kak Ery."
"Dek, kita ini bukan mahrom ya, berbeda jenis. Jadi lu
ngajinya ke wanita dan gue ke laki-laki. Oke? Ni gue kasih nomor temen gue yang
ikut kajian. Bye!"
Tanpa pikir panjang Ery langsung pergi meninggalkan
perpustakaan. Ia teringat kejadian dulu saat wanita berbaju merah menempelnya
di kantin. Ia masih trauma.
Bulan berikutnya, ia juga didatangi beberapa wanita dengan
gaya berbeda. Ada yang cantik, tomboy, berkerudung dan seksi. Semua dimentalkan
oleh Ery. Kabar miring pun terdengar. Banyak orang menduga Ery mempunyai
kelainan!
"Godaan untuk jomblo beriman ternyata berat ya.."
Kata Ery dalam hati.
Ery merasa frustasi. Ingin sekali ia memiliki pacar
sebenarnya, agar ia tidak diganggu oleh para wanita itu. Juga, agar kabar
miring tentangnya hilang. Tapi idealismenya membuatnya mengurungkan niat. Dia
tidak mau menjadi laki-laki pengecut dengan memacari wanita tapi tidak
menikahinya. Ery berkelana untuk mencari ketenangan, masih di sekitar kampus.
"Woy, Mbloo!" Sapa Erika, teman kongkow Ery di
kampus.
"Apa?"
"Udah punya pacar lu, Mblo? Kok sekarang lu jarang
gabung ama kita-kita sih?"
"Gue tetep jadi bigot jomblo!" Kata Ery sambil
mencoba pergi.
"Eittss tunggu dulu! Beneran?? Kok lu sekarang keliatan
beda sama yang dulu ya??"
"Gue cuma pengen tenang, Rik.."
"Emang selama ini lu ngga tenang? Siapa yang gangguin
elu? Bilang aja ke kita-kita. Ntar kita bantu ngatasin."
"Gue diganggu ama cewek! Udah beberapa kali
gilakkkkk." Katanya sambil mencakar-cakar rambut.
"Diganggu kenapa?"
"Ah ntar lu baca blog gue aja. Gue mau pulang.
Bye!"
Teman-teman Ery merasa Ery berubah. Dia jadi lebih kalem.
Sesekali dia juga mengganti kata "gue" menjadi "aku".
Sungguh hal yang ajaib dilakukan oleh seorang Ery yang terkenal konyol dan
pecicilan.
Sore harinya, Erika membuka blog Ery. "GUE BANGGA JADI
BIGOT JOMBLO!"
Itulah judul postingan Ery di blog. Di postingan itu dia
memuntahkan semua perasaan dan kejadian-kejadian aneh yang ia alami. Mulai dari
wanita berpakaian minim yang mendatanginya di kantin sampai wanita tomboy yang
mengajaknya berantem. Disana Ery juga menyisipkan sebuah link "kenapa gue
ngga mau pacaran, baca disini". Tapi Erika tidak mau mengkliknya. Ia mengirimkan
sms ke teman-temannya tentang postingan Ery itu.
"Berhubung udah Ramadhan, siapa aja tolong, jangan
ganggu Ramadhanku!!!! Bye!" adalah kata-kata untuk menutup postingan di
blognya.
Esok harinya, para paparazzi tidak melihat Ery di kampus.
Begitu juga dengan hari kedua dan ketiga. Nomor hp Ery tidak bisa dihubungi, di
facebooknya tidak ada kegiatan Ery selama empat hari, twit terakhirnya tiga
hari yang lalu dan emailpun tak terbalas.
"Ery kenapa? Dimana?" Tanya Adit ke sesama
paparazzi.
"Ngga tau. Gue ketemu dia terakhir 3 hari yang lalau,
bray. Katanya dia pengin cari ketenangan. Miapa." Jawab Erika.
"Gue kok jadi penasaran ya, jangan-jangan Ery
bener-bener punya kelainan." Kata Yudha.
"Huss! Ngaco kamu Yud!" Kata Erika sambil manyun.
"Ery tuh mungkin aja emang mau nenangin diri dari kehidupan ibukota yang
kejam ini.." Lanjutnya.
"Hmmm. Tapi mungkin juga loh, guys.. Doi ngejauhin kita
karena dia malu deh kayaknya."
"Kalian semua ngaco ya! Tapi, katanya kan pengen
tenang, mungkin doi tuh mau jadi kaya ikhwan kampus kita kali yes ??? "
Kata Erika dengan tampang mikir.
"Ery mau jadi ikhwan?? Hahahahaha." Kata Yudha.
Kemudian para paparazzi melihat Salim lewat. Karena Salim
akhir-akhir ini terlihat sering bersama Ery, mereka pun menghampirinya.
"Lim, lu tau Ery dimana ngga? Dihubungin ngga jadi
melulu."
"Lho, kalian belum tau?"
"Apa?"
"Ery masuk rumah sakit karena dikeroyok, kondisinya
lumayan parah. Dia belum sadar sampai sekarang."
"Ciyus?!???!! Jangan bercanda lu ah! Dikeroyok sama
siapa?!" Kata Erika tak percaya.
"Serius. Ini aku sama temen-temen nanti mau ke rumah
sakit. Kalian ikut aja sekalian. Denger-denger yang ngeroyok itu banci yang
suka mangkal di minimarket deket kosnya."
"Okelah. Kami ikut!"
Pukul 4 sore, Salim dan para paparazzi tiba di rumah sakit.
Mereka masuk ke kamar tempat Ery dirawat. Di dalam ternyata ada Juna yang
sedang menungguinya. Juna adalah teman sekamar Ery dan dialah yang membawa Ery
ke rumah sakit. Dia adalah salah satu "ikhwan" kampus.
"Jun, Ery kenapa?" Tanya Erika.
"Dia dikeroyok oleh para banci.."
"Kenapa bisa? Memangnya dia ngutang ato gimana?"
"Engga, dia hanya membela diri. Kalian tau kan, kalo di
kampus agak rame memberitakan si Ery punya kelainan? Ternyata itu terdengar
oleh geng banci. Mereka nggoda Ery sewaktu dia mau beli keperluan di
minimarket. Ery ngga mau, tapi tetep dipaksa. Akhirnya kejantanan para banci
itu keluar. Mereka ngeroyok Ery yang sendirian, temen-temen banci yang lain
juga diundangnya. AlhamduliLlaah
warga sekitar datang walau agak terlambat."
"Ery..." Panggil Yudha dengan wajah menyesal
karena telah menganggapnya mempunyai kelainan.
"Maafin gue, Ry. Lu bener-bener jomblo beriman, gue
akui." Kata Adit di dekat Ery.
"Kenapa kondisinya bisa separah ini, Jun??? Kapan Ery
akan sadar??" Tanya Erika seperti akan menangis.
"Aku juga ngga tau, Mbak. Tapi sebelum kejadian, Ery
keliatan banyak pikiran, ngga kaya biasanya. Kondisi badannya juga ngga
fit." Jawab Juna. "Padahal, dia berniat mau mengajak kalian untuk
menjadi jomblo, mumpung bulan Ramadhan katanya." Lanjutnya.
"Mengajak menjadi jomblo????"
"Iya, dia cerita sama aku."
"Bingung dah gue."
Para paparazzi terus memantau kabar Ery. Di hari kelima ia
dirawat, akhirnya ia sadar. Terlihat olehnya ibu dan Juna berada di sampingnya.
"Ery, kamu sudah sadar, Sayang..AlhamduliLlaah.."
Kata ibunya.
"Mama.." Kata Ery sambil berusaha tersenyum.
Di hari ke tujuh, kondisinya mulai membaik. Paparazzi datang
kembali ke rumah sakit.
"Eryyyyyyyy!!!!!!!!" Seru para paparazzi.
"Kita kangen eluu tau!!!!"
"Hey paparazzi. Apa kabar kalian???"
"Gue kesepian tanpa elu, Ry!" Jawab Erika.
"Gue juga, ngga ada yang gue panggil jomblo di kampus.
Rasanya kaya hambar." Jawab Adit. "Gimana kondisi lu???"
"Aku baik-baik aja, AlhamduliLlaah.."
Jawab Ery sambil tersenyum kalem.
"Kata Juna, lu mau ngajakin kita jadi jomblo pas
Ramadhan ya, Ry? Ciyus???" Tanya Yudha penasaran.
"Hehehe, dasar. Kalian ngga berubah yahh! Iya, Yudh.
Ramadhan ini aku mau ngajak kalian ke jalan yang udah membuatku tenang. Menjadi
jomblo.."
"Apaan sih lu dah ah. Ngajak tuh yang baik-baik."
"Jomblo itu baik tau! Daripada pacaran kaya
kalian.."
"Ciyus?? Miapah??"
"Alay kamu. Hehe. Sebenarnya aku berniat mulai awal
Ramadhan mau ngajak kalian buat ikut kajian. Kajian itu membuat hidupku lebih
tenang dan aku ingin kalian merasakannya juga. QadaruLlaah, ternyata aku
tertimpa musibah dipukuli orang-orang itu. Padahal aku berniat membeli
perlengkapan untuk mengundang kalian.."
"Bahasa lu berubah banget. Kesambet Ustadz mana lu
Ry?" Ketus Yudha.
"Aku ngga kesambet, Yudh."
"Kajian sama siapa, Ry? Kajian apaan deh?"
"Kajian agar kita menjadi Muslim bahagia. Salah satunya
bahagia menjomblo."
"Pffft..jomblo bahagia. Ada-ada aja lu."
"Eh, Ry. Jawablah pertanyaan kami sejak dulu, kenapa lu
betah menjomblo gitu???"
"Saudaraku fiLlah. Sebenarnya aku ingin memberitahu
alasanku. Tapi kalo aku mau ngejelasin, kalian sukanya pergi gara-gara ngga
suka diceramahin. Akhirnya aku niat bikin postingan di blog, tapi masih ada di
laptop. Kalian baca aja di laptopku yaa."
"Oke oke, sini."
Erika adalah orang yang pertama kali membaca tulisan Ery.
Selesai membaca, wajahnya tampak pucat. "Pacaran adalah Jerat Setan",
itulah judul tulisan itu. Ery menuliskan kejadian yang ia alami sampai
kegundahannya. Kemudian Erika memandangi Ery. Rambut panjangnya yang terurai ia
gunakan untuk menutup wajahnya.
"Ry..."
"Nape lu, Rik?"
"Lu baca aja, boy.."
Kemudian Yudha dan Adit membacanya bersama. Sama seperti
Erika, mereka pucat.
"Maaf ya kawan-kawanku.." kata Ery sambil
tersenyum manis.
"Ry.."
"Maafin gue. Gue baru tau tentang hal ini. Maafin
gue."
"Ngga usah minta maaf, itu pembelajaran buat
kita."
"Ry, gue salah! Sebenernya gue yang nyuruh cewek
berbaju merah di kantin, Wulan dan lainnya. Itu karena gue malu ada anggota
geng gue yang jomblo.." Kata Adit penuh penyesalan. Mukanya benar-benar
pucat.
Ery nampak kaget. "AstaghfiruLlah..Dit."
"Maafin gue juga, Ry. Gue juga ngedukung Adit.."
Kata Erika.
"Hmmmm. Yaudah ngga papa. Asal jangan diulangi lagi..
Ini kok kaya di drama-drama aja ya? Kaya di tv. Hehe."
"Makasih Ry. Ya, namanya juga hidup di ibukota,
Ry.."
"Ry, gue pengen ikut kajian.."
"Bisa Rik. Tapi kajian kamu buat wanita ya, ngga bareng
sama aku."
"Kalo gitu nikahin gue aja Ry, biar gue bisa ngaji sama
lu!"
"Erika!!!!" Kata Yudha dan Adit kaget.
"Wah, maaf Rik. Aku ngga bisa."
"Ehehe, gue juga bercanda kok."
"Baydewey,, alasan apa sih Ry, yang buat lu istiqomah
menjomblo????"
"Gini, dulu pas SMA aku pernah suka sama cewek. Dia
cantik dan kalem. Waktu itu dia punya pacar. Dalam hatiku, aku mau macarin dia.
Nunggu dia putus sama pacarnya. Tapi ternyata cewek itu dihamili. Aku kecewa
banget. Gara-gara itu aku murung. Dan tingkahku itu ketauan sama mamaku. Beliau
memberiku nasihat agar jangan pacaran sebelum gue dewasa. Dan wanita itu,
lupakanlah. Dia bukan wanita baik-baik. Beliau menjelaskanku panjang tentang
cinta."
"Lu kok kuat ya? Padahal kan lu gaul ama kita-kita..
Yang kita sering bawa gebetan kita kalo kita kumpul-kumpul.."
"Entahlah.. Mungkin karena aku takut kecewa seperti
dulu.. Tapi, aku juga tidak mau melawan kata-kata ibu. Sebenernya godaan itu
gede banget! Dulu aku lagi di jalan, ada anak SMA ngegoda gue. Anaknya cantik
sih. Tapi murah banget. Masa' mau dikencani asal ngasih 50ribu??? Nawarin diri
lagi. Dan karena itu, aku nyari ketenangan spiritual. Aku ketemu sama
ikhwan-ikhwan kampus. Aku ikuti kajiannya. Ternyata pacaran itu ngga boleh..
Maaf, akhir-akhir ini aku memang berubah menurut kalian, aku sedang menenangkan
diri di kajian."
"Ery.."
"Kalian juga pasti tau kan, gaya pacaran anak zaman
sekarang?? Banyak cewek yang menjual diri, banyak laki-laki hidung belang,
hanya kesenangan yang mereka cari. Seolah hidup hanya untuk uang, uang, dan
uang. Banyak pula laki-laki yang bisa memacari tapi tak mau menikahi..itulah
lelaki pengecut!"
"Berarti gue pengecut dong?!" Tanya Adit kaget.
"Maaf, Dit. Jawab sendiri aja."
Paparazzi terdiam. Akhirnya pertanyaan mereka sekian lama
terjawab sudah. Selain mendapat jawaban, mereka juga mendapat pelajaran dalam
hidupnya.
"Kita ini pemuda, generasi masa depan, penerus. Sayang
sekali kan kalo masa ini kita sia-siakan dengan pacaran?? Dan sebagai generasi
harapan, harusnya kita bentengi diri dengan akhlaq."
Saat mereka berbincang, datang seseorang.
"Salaamu Alaykuum."
"Wa'alaykumussalaam."
"Kayfa haluk, Akh Ery??" Sapa seorang bapak yang
tak dikenal paparazzi.
"AlhamduliLlah khayr." Jawab Ery sambil tersenyum.
Paparazzi bengong melihat kehadiran bapak berjenggot tebal
itu.
"Temen-temen, kenalin, beliau Pak Fuad."
"Salaam."
"Siapa Ry??"
"Calon mertua, inshaAllah.."
Jawab Ery tenang.
"Aapppppaaaahhhhh??!!!!??!!" Kata paparazzi kaget.
"Kenapa? Maaf belum sempat memberitahu. Niatnya aku mau
nikah awal Ramadhan, tapi batal karena kejadian ini."
"Ery bigot jomblo..." Kata Erika dengan tatapan
kosong.
"Eh, kalian puasa kan???"
Teman-temannya bengong.
"Kadang, Ry.." Jawab Yudha.
"Puasa itu wajib, ngga bisa ditinggal kalo ngga ada
halangan!"
"Gue ngga tau Ry.."
"Makanya mulai sekarang puasa."
"Iya Ry.."
Ramadhan yang menakjubkan, itulah kata Ery. Walaupun ia
tertimpa musibah dan batal menikah, tapi ia bahagia karena para paparazzi
sedikit demi sedikit berpindah haluan. Erika sekarang mengenakan jilbab. Yudha
dan Adit ikut LDK Kampus. Dan mereka adalah orang berpengaruh di kampus. Ery
berharap mereka bisa menjadi bigot jomblo beriman berikutnya.
Di Ramadhan selanjutnya, Ery telah memiliki anak. Dan
panggilan jomblo kini melekat untuk Adit dan Yudha. Kehidupan dunia ini sungguh
adil.
sumber: dewisaladin
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..