Bagaimana dengan usia? Ada ukurannya juga. Bahkan umur manusia itu, 
jika dihubungkan dengan amal dan perjalanan hidup manusia di dunia, 
nampak jelas ada kaitannya. Menurut Imam ar-Razi, umur manusia itu 
ibarat modal (tentu saja ada ukurannya). Sementara modal umur itu terus 
berkurang, tidak bertambah. Allah Swt berfirman (yang artinya): “Demi
 waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali 
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat 
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya 
menetapi kesabaran.” (QS al-Asr [103]: 1-3)
Jika tidak memanfaatkan waktu, maka ketahuilah—yang sebenarnya banyak
 manusia sudah mengetahuinya—maka kerugian akan terus kita dapatkan. 
Seseorang yang malas belajar hingga tidak bisa naik kelas, tentu saja 
rugi. Sebab, pada waktu yang sama teman-temannya giat belajar dan 
akhirnya lulus. Kerugian tidak naik kelas harus didapatkan akibat tidak 
memanfaatkan waktu untuk meraih apa yang hendak digapai. Kerugian kian 
bertambah karena pada saat ketika dia mulai serius mengulang pelajaran, 
temannya yang sudah naik kelas juga melakukan hal yang sama, hanya saja 
berbeda level/kelas.
Saya, alhamdulillah tak pernah melakukan ritual khusus yang bersifat 
merayakan ketika bilangan usia saya bertambah. Sebab, selain tak ada 
manfaatnya, juga sebenarnya saya harus banyak berpikir dan merenung. 
Memang, secara bilangan angka usia saya bertambah banyak, sejak saya 
lahir hingga hari ini (12 Februari 2013), sudah 39 tahun usia saya. 
Tetapi, jika dipikir ulang dengan modal usia, saya seharusnya lebih giat
 untuk beribadah, mengais sisa amal shalih di sisa usia hidup saya yang 
sudah ‘dijatah’ oleh Allah Ta’ala. Itu artinya, kesempatan saya untuk 
beramal shalih kian berkurang. Makin bertambah bilangan usia, makan 
berkuranglah jatah sisa hidup saya yang telah ditetapkan oleh Allah 
Ta’ala. Maka kian menipislah kesempatan untuk terus menyemai amal 
shalih.
Maka benar, ketika waktu terus berjalan, manusia sebenarnya sedang 
berlomba untuk memanfaatkan waktu tersebut. Merugilah orang yang amalnya
 hari ini sama dengan hari kemarin. Celakalah orang yang amalnya hari 
ini lebih buruk dari hari kemarin. Allahu Akbar, sebagai hamba, saya 
hanya mampu berusaha sekuat kemampuan untuk menjadi lebih baik dan lebih
 baik dari hari ke hari.  Saya berharap tetap diberikan keimanan yang 
kokoh, kesabaran, kemudahan meraih ridhoNya, dan tetap semangat 
menggapai keinginanan dan senantiasa bersyukur atas apa yang diberikan 
oleh Allah Ta’ala.
Saya mengucapkan terima kasih atas perhatian dan juga doa-doa yang 
dihamburkan dari kawan-kawan saya. Baik yang saya kenal secara pribadi, 
karena sering bertemu muka, juga dari kawan-kawan di dunia maya yang 
belum pernah saya kenal sekalipun. Sejak dinihari tadi hingga menjelang 
 sore ini terus bermunculan ucapan-ucapan selamat dan doa, bahkan 
mungkin nanti malam. Saya mohon maaf tidak bisa menjawab satu persatu 
ucapannya. Saya menghargai perhatian dan dukungannya. Tetapi saya agak 
repot waktunya jika harus menjawab satu persatu. Semoga tulisan ini 
mampu menjawab semuanya. Dan, satu hal penting, saya tidak merayakannya.
Oya, semoga dengan berkurangnya jatah usia hidup saya—meski bilangan 
angka penunjuk usia bertambah—menjadikan saya tetap semangat beribadah 
dan menyemain amal shalih. Sehingga manfaatnya bisa saya rasakan, juga 
manfaat bagi keluarga dan ummat ini. Insya Allah.
Salam,
http://osolihin.wordpress.com/2013/02/12/yang-bertambah-yang-berkurang/ 
 
 
 
 
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..