Namun
acapkali manusia lalai akan nikmat-nikmat itu, hal demikian terjadi dikarenakan
hawa nafsu lebih banyak digunakan dibandingkan ketundukan akal dalam memahami
hal demikian. Bahwasanya hal tersebut adalah petunjuk bagi akal sebagai
ayat-ayat kauniyah yang Allah jadikan agar manusia tersebut senantiasa
mengingat Allah dan tidak menjadi sosok penuh kelalaian.
Untuk
meyakini adanya Allah seharusnya cukup bagi kita untuk melihat alam semesta
ini. Alam semesta ini sudah menunjukkan adanya eksistensi Allah Ta’ala.
Lihatlah adanya gunung tentu adanya yang menciptakan, adanya pohon, daun, buah
yang musimnya memiliki pergiliran tentu membuahkan keyakinan ada yang
menciptakan. Lebih dari itu, adanya malam untuk istirahat dan terang untuk
bekerja juga mengisyaratkan adanya kekuasaan Allah di alam semesta ini. Maka
dengan demikian Allah pun berfirman,
“Dan
Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. dan
bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang memahami(Nya),” (QS. An Nahl :12)
Pada
ayat lain pula Allah Ta’ala berfirman,
“Dan
di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu
atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar Ra’d :
4)
Sesungguhnya
tidak kurang Allah Ta’ala jelaskan pada kita dan ini merupakan kesempurnaan
agama ini, yakni agama ini Allah turunkan penuh dengan ilmu. Allah Ta’ala pada
ayat sebelumnya menceritakan terkait alam semesta jauh sebelum munculnya para
penemu-penemu ilmu pengetahuan modern menjelaskan soal malam dan siang, sebelum
para penemu itu merilis apa yang ia teliti, dan Al Qur’an telah menerangkan hal
demikian secara gamblang. Baik bagi alam semesta maupun makhluk yang mengisi di
dalamnya. Mari perhatikan apa yang Allah sampaikan soal hewan,
“Dan
tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi
rezkinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat
penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS.
Hud : 6)
Sungguh
kebanggan bagi kita, kebanggaan sebagai seorang muslim. Bahwasanya Al Quran
telah menyampaikan apa yang pernah terjadi juga akan terjadi. Maha Besar Allah
atas ciptaannya. Al Qur’an adalah sumber dari ilmu pengetahuan, referensi
shahih sepanjang masa yang takkan mungkin bisa terpatahkan argumentasi di
dalamnya. Tidak seperti teori-teori penemuan yang bisa jadi salah. Sebagaimana
kita ketahui soal teori penciptaan manusia dimana ada seorang yang mengklaim
dirinya ilmuwan menyampaikan bahwasanya nenek moyang manusia adalah kera, asal
usul manusia ialah berasal dari kera, padahal manusia diciptakan dari manusia
serupa. Dan manusia itu ialah Adam ‘alaihissalam yang telah Allah karuniakan
kepadanya akal dan kemampuan berfikir disaat ia berada dalam surga.
“Kepunyaan
Allah-lah kerajaan langit dan bumi, dan Allah Maha Perkasa atas segala sesuatu.
(QS. Ali Imran : 189)
Al
Quran pula jauh hari telah mengatakan soal peristiwa kondensasi diatas awan
dimana uap air diatas awan akibat pemanasan matahari akan menggumpal di awan
dan berat sehingga jatuh ke bumi berupa tetesan hujan. Yang demikian telah
Allah jelaskan pula sebagaimana firman-Nya,
“Dialah
yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia
menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu
segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan
sekutu-sekutu bagi Allah, Padahal kamu mengetahui.” (QS. Al Baqarah : 22)
Maka
sudah tak terbantahkan lagi apa yang Allah miliki, dan wajiblah bagi kita untuk
senantiasa mendekatan diri kepada Allah. Karena Dia yang menciptakan sesuatu,
menghidupkan dan memberikan rejeki. Sekalipun itu terhadap hewan, juga kepada
tumbuhan, apatah lagi kepada manusia. Jangankan seorang muslim. Sejatinya
apabila kita tanyakan kepada orang kafir terkait dengan penciptaan alam semesta
ini, tentulah mereka akan berujar bahwa Allah-lah yang menciptakan hal ini
semua. Dan hal tersebut Allah tegaskan dalam firmannya,
“Dan
Sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menurunkan air
dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?” tentu
mereka akan menjawab: “Allah”, Katakanlah: “Segala puji bagi Allah”, tetapi
kebanyakan mereka tidak memahami(nya).” (QS Al Ankabut : 63).
Lantas
dengan kita mengetahui tentang apa yang Allah miliki yakni perbendaharaan
dilangit dan di bumi, Dia yang menghendaki turunnya rejeki hingga kematian
seseorang, Dia yang Maha menggenggam alam semesta ini dan berhak atas apa yang
telah Dia tetapkan. Maka sebagai manusia tiada lain bagi kita untuk senantiasa
meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita terus-menerus tanpa putus sebagai
bekal perjalanan panjang setelah kehidupan kita di dunia ini. Maka sudah
merupakan kewajiban bagi kita untuk taat dan patuh atas perintah Allah yakni,
“Hai
hamba-hamba-Ku yang beriman, Sesungguhnya bumi-Ku luas, Maka sembahlah aku
saja.” (QS. Al Ankabut : 56)
Rasulullah
Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda:
“Barangsiapa
yang Allah kehendaki padanya kebaikan, maka Allah akan fahamkan dia dalam (masalah)
dien. Aku adalah Al-Qasim (yang membagi) sedang Allah Azza wa Jalla adalah yang
Maha Memberi. Umat ini akan senantiasa tegak di atas perkara Allah, tidak akan
memadharatkan kepada mereka, orang-orang yang menyelisihi mereka sampai datang
putusan Allah.” (HR. Al-Bukhari).
http://www.fimadani.com/al-quran-bicara-alam-semesta/
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..