Mencoba sedikit share tentang bagaimana mendidik anak
agar menjadi anak yang super. Ilmu ini saya peroleh dari seorang
motivator, Jamil Azzaini.
Mendidik anak bisa dimulai dari memilih pasangan.
Kriterianya mentalitas dan spiritualitas yang baik. Ada orang yang
mentalitasnya baik tapi spiritualitasnya kurang. Sebaliknya ada orang
spiritualitasnya baik tapi mentalitasnya kaku dan sulit beradaptasi.
Jadi pilihlah pasangan yang mentalitas dan spiritualitasnya baik dan
siap untuk terus ditingkatkan. Jika Anda sudah memantapkan pilihan untuk
pasangan hidup, terimalah ia apa adanya, jangan menuntut kesempurnaan.
Ketika pun Anda telah menikah dan kemudian sang istri
hamil, pastikanlah makanan & minumannya halal dan sehat,
aktivitasnya positif. Saat istri melahirkan sebaiknya suami berada di
sisinya untuk mendampingi, pujilah nama-Nya di telinga anak dan istri.
Berilah nama anak dengan nama terbaik. Ingat nama adalah doa dan
pastikan dia tidak malu bila kelak dipanggil.
Sentuhan kulit secara langsung dari orang tua kepada
anak ketika masih bayi dan baru lahir sangatlah penting. Gendonglah,
ciumlah, peluklah saat mereka bayi. Kualitas dan kuantitas bertemu
langsung itu penting.
Ketika sang anak sudah beranjak besar, jangan biarkan
anak-anak menghabiskan waktu di depan TV dan lebih banyak bermain dengan
pengasuhnya. Pastikan Anda bisa hadir saat momen penting seperti
pembagian rapor atau pertunjukan di sekolah atau saat kompetisi.
Temukanlah bakat anak kita dan kembangkanlah, temani
mereka, berikan hadiah saat mereka berprestasi. Jika mereka melakukan
kesalahan, ajaklah bicara empat mata. Jangan marahi anak di depan
teman-temannya atau orang lain. Dengarkan saat mereka bercerita, jangan
sambil main BB atau HP. Tatap matanya dan berikan respon yang tepat.
Kenalilah teman anak-anak kita, sekali-kali ajaklah mereka berenang
bersama atau main bersama, dan kita menemaninya. Jangan biarkan anak
sibuk di depan benda elektronik, perbanyak berinteraksi dengan
lingkungan sosialnya.
Menjelang tidur berceritalah pada mereka dengan
cerita-cerita yang mengandung nilai kehidupan. Jangan ajari anak hanya
menghafal doa tapi tidak tahu maknanya. Biasakan mereka memahami apa
yang mereka ucapkan.
Saat anak sudah remaja, adakan forum Curhat Keluarga dan
biarkan mereka mengeluarkan uneg-unegnya. Ajari mereka berargumentasi
yg sehat, saat beda pendapat carilah pendapat yang terkuat untuk jadi
pegangan. Saat remaja perlakukan mereka seperti sahabat kita. Ajak
diskusi, ajak ketemu teman-teman kita.
Semoga bermanfaat.
Oleh: Iswandi Banna
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..