Sogili kata orang Sulawesi.... dan Poso ( Bumi Sintuwu Maroso ) menyimpan kekayaan laut yang luar biasa...
Ini dia Ikan Sidatnya
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Anguilliformes
Subordo
Anguilloidei
Nemichthyoidei
Congroidei
Synaphobranchoidei
kalau yg ini sudah di olah
Makan ikan sidat atau dikenal dengan Unagi, bukanlah makanan biasa, tetapi termasuk termahal di resetoran Jepang sehingga bila kita dijamu dengan hidangan makanan tersebut, menunjukkan kita sebagai tamu terhormat. Unagi merupakan suguhan makanan bagi pertemuan pembisnis besar dan terkenal atau tokoh tokoh penting . Karenanya yang terlibat dalam bisnis sidat disana adalah perusahaan besar multi nasional seperti Mitsui, Marubeni, Ssasakawa dan lainnya dan perusahaan ini baru mau bekerjasama bila kita mampu memasok kontrak diatas 5.000 ton pertahun .
Indonesia hingga saat ini belum mampu berbuat, walau ada 3 wilayah khusus di perairan kita sebagai tempat pengembangan telur ikan sidat yaitu Poso, Sorong Barat dan Pelabuhan Ratu.
Ikan yang menjadi santapan kalangan elite di Jepang ini kini semakin diminati pebisnis di Indonesia. Apalagi dengan terbukanya pasar ekspor sidat ke negara-negara Asia Timur (Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang). Kini, permintaan sidat sangat tinggi baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Sayangnya permintaan yang sangat tinggi tidak diimbangi oleh ketersediaan pasokan. Beberapa supermarket besar di Jakarta masing-masing membutuhkan sidat segar 3 ton perbulan sementara yang terpenuhi baru 10 persennya, inipun pasokannya tidak kontinyu. Ini belum terhitung kebutuhan restoran dan perusahaan-perusahaan pengolah hasil perikanan.
Di Indonesia, keberadaan ikan ini gencar disosialisasikan oleh Agromania dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar, dan workshop bekerja sama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Tambak Pandu Karawang.
masih ikan sidat
yang ini pasti tau di buat apa...
Budidaya Ikan sidat
Ikan Sidat siap kirim
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Anguilliformes
Subordo
Anguilloidei
Nemichthyoidei
Congroidei
Synaphobranchoidei
Mungkin
anda akan merasa jijik melihatnya. Itulah yang biasa dialami orang
ketika melihat ikan sidat alias anguilla. Badannya yang pipih memanjang
sekilas mirip belut. Cuma, kalau lebih ditelisik, kepalanya ternyata
berbeda. Bentuknya lebih mirip ikan lele yang ber-sungut dua. Ngerinya,
pada umur setahun, bentuknya tak berbeda dengan ular. Panjangnya bisa
mencapai 2-3 meter. Di Indonesia ikan ini dikenal dengan berbagai nama
menurut bahasa daerah. Orang Betawi menyebutnya Moa, orang Sulawesi
menyebutnya Sogili, orang Sunda menyebutnya Lubang, sementara ada juga
yang menyebutnya Massapi. Dalam bahasa Indonesia ikan ini disebut ikan
Sidat.
Ikan
sidat mempunyai banyak keunggulan. Konon, tekstur dagingnya yang
lembut mampu menyembuhkan berbagai penyakit, terutama penyakit kulit.
Di Jepang dan Eropa, sidat digemari karena memiliki kandungan protein,
terutama vitamin A. Kandungan vitamin A sidat 45 kali lipat dari
kandungan vitamin A susu sapi. Kandungan vitamin B1 sidat setara dengan
25 kali lipat kandungan vitamin B1 susu sapi. Kandungan vitamin B2
sidat sama dengan 5 kali lipat kandungan vitamin B2 susu sapi.
Dibanding ikan salmon, sidat mengandung DHA (Decosahexaenoic acid, zat
wajib untuk pertumbuhan anak) sebanyak 1.337 mg/100 gram sementara ikan
salmon hanya 748 mg/100 gram. Sidat memiliki kandungan EPA
(Eicosapentaenoic Acid) sebesar 742 mg/100 gram sementara salmon hanya
492 mg/100 gram. Masih banyak lagi kandungan zat ajaib yang terkandung
dalam tubuh sidat.
Tak heran, di Eropa, Amerika, Taiwan, dan Jepang, konsumsi ikan sidat cukup tinggi.
Lihatlah
pasar ikan sidat sekarang. Kebutuhan dunia akan sidat saat ini sekitar
300.000 ton. Dan, khusus di Jepang, permintaannya mencapai 120.000 ton
per tahun. Memang, Negeri Matahari Terbit juga membiakkan ikan jenis
ini. Hanya, kini 75% di antaranya kudu diimpor lantaran benih di
perairan Jepang kian menurun. Hebatnya lagi, dari 18 spesies sidat di
dunia, tujuh di antaranya ada di Indonesia. Malah, diduga, nenek moyang
ikan mirip belut ini berasal dari perairan Sulawesi.
kalau yg ini sudah di olah
Makan ikan sidat atau dikenal dengan Unagi, bukanlah makanan biasa, tetapi termasuk termahal di resetoran Jepang sehingga bila kita dijamu dengan hidangan makanan tersebut, menunjukkan kita sebagai tamu terhormat. Unagi merupakan suguhan makanan bagi pertemuan pembisnis besar dan terkenal atau tokoh tokoh penting . Karenanya yang terlibat dalam bisnis sidat disana adalah perusahaan besar multi nasional seperti Mitsui, Marubeni, Ssasakawa dan lainnya dan perusahaan ini baru mau bekerjasama bila kita mampu memasok kontrak diatas 5.000 ton pertahun .
Indonesia hingga saat ini belum mampu berbuat, walau ada 3 wilayah khusus di perairan kita sebagai tempat pengembangan telur ikan sidat yaitu Poso, Sorong Barat dan Pelabuhan Ratu.
Ikan yang menjadi santapan kalangan elite di Jepang ini kini semakin diminati pebisnis di Indonesia. Apalagi dengan terbukanya pasar ekspor sidat ke negara-negara Asia Timur (Taiwan, Korea Selatan, dan Jepang). Kini, permintaan sidat sangat tinggi baik di pasar lokal maupun pasar internasional. Sayangnya permintaan yang sangat tinggi tidak diimbangi oleh ketersediaan pasokan. Beberapa supermarket besar di Jakarta masing-masing membutuhkan sidat segar 3 ton perbulan sementara yang terpenuhi baru 10 persennya, inipun pasokannya tidak kontinyu. Ini belum terhitung kebutuhan restoran dan perusahaan-perusahaan pengolah hasil perikanan.
Di Indonesia, keberadaan ikan ini gencar disosialisasikan oleh Agromania dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar, dan workshop bekerja sama dengan Kementrian Kelautan dan Perikanan Direktorat Jendral Perikanan Budidaya Tambak Pandu Karawang.
masih ikan sidat
yang ini pasti tau di buat apa...
Budidaya Ikan sidat
Ikan Sidat siap kirim
Tertarik...??? ayo jadikan lahan bisnis....
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..