Di
dunia ini banyak orang-orang yang kafir. Tak jarang mereka begitu
bangga akan kekafirannya. Ada yang bangga menjadi atheist dan lantang
menyatakan bahwa Tuhan itu tidak ada. Mereka anggap bodoh orang-orang
yang percaya akan adanya Tuhan.
Ada pula yang meski mengaku beriman,
namun mengingkari perintah Allah. Mereka justru menghalangi tegaknya
syariat Islam. Menghalangi tegaknya hukum Allah. Sebaliknya mereka
justru menjadi pendukung sistem buatan manusia yang merupakan buatan
dari kaum Judeo-Christian (Yahudi dan Nasrani).
Surat Al An’aam 25-31:
Kelak orang-orang seperti ini akan
menyesal di akhirat nanti. Di bawah adalah ayat-ayat Al Qur’an yang
menggambarkan penyesalan mereka. Saat siksa neraka yang pedih akan
menimpa mereka, ingin rasanya mereka kembali ke dunia dan mengerjakan
segala perintah Allah.
وَمِنْهُمْ
مَنْ يَسْتَمِعُ إِلَيْكَ وَجَعَلْنَا عَلَى قُلُوبِهِمْ أَكِنَّةً أَنْ
يَفْقَهُوهُ وَفِي آذَانِهِمْ وَقْرًا وَإِنْ يَرَوْا كُلَّ آيَةٍ لا
يُؤْمِنُوا بِهَا حَتَّى إِذَا جَاءُوكَ يُجَادِلُونَكَ يَقُولُ الَّذِينَ
كَفَرُوا إِنْ هَذَا إِلا أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ
Dan di antara mereka ada orang yang
mendengarkan (bacaan) mu, padahal Kami telah meletakkan tutupan di atas
hati mereka (sehingga mereka tidak) memahaminya dan (Kami letakkan)
sumbatan di telinganya. Dan jika pun mereka melihat segala tanda
(kebenaran), mereka tetap tidak mau beriman kepadanya. Sehingga apabila
mereka datang kepadamu untuk membantahmu, orang-orang kafir itu berkata:
“Al Qur’an ini tidak lain hanyalah dongengan orang-orang dahulu”.
وَهُمْ يَنْهَوْنَ عَنْهُ وَيَنْأَوْنَ عَنْهُ وَإِنْ يُهْلِكُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ
Mereka melarang (orang lain)
mendengarkan Al Qur’an dan mereka sendiri menjauhkan diri daripadanya,
dan mereka hanyalah membinasakan diri mereka sendiri, sedang mereka
tidak menyadari.
وَلَوْ
تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى النَّارِ فَقَالُوا يَا لَيْتَنَا نُرَدُّ وَلا
نُكَذِّبَ بِآيَاتِ رَبِّنَا وَنَكُونَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
Dan jika kamu (Muhammad) melihat ketika
mereka dihadapkan ke neraka, lalu mereka berkata: “Kiranya kami
dikembalikan (ke dunia) dan tidak mendustakan ayat-ayat Tuhan kami,
serta menjadi orang-orang yang beriman”, (tentulah kamu melihat suatu
peristiwa yang mengharukan).
بَلْ بَدَا لَهُمْ مَا كَانُوا يُخْفُونَ مِنْ قَبْلُ وَلَوْ رُدُّوا لَعَادُوا لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَإِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ
Tetapi (sebenarnya) telah nyata bagi
mereka kejahatan yang mereka dahulu selalu menyembunyikannya. Sekiranya
mereka dikembalikan ke dunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang
mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah
pendusta-pendusta belaka.
وَقَالُوا إِنْ هِيَ إِلا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا وَمَا نَحْنُ بِمَبْعُوثِينَ
Dan tentu mereka akan mengatakan (pula):
“Hidup hanyalah kehidupan kita di dunia saja, dan kita sekali-kali
tidak akan dibangkitkan”.
وَلَوْ
تَرَى إِذْ وُقِفُوا عَلَى رَبِّهِمْ قَالَ أَلَيْسَ هَذَا بِالْحَقِّ
قَالُوا بَلَى وَرَبِّنَا قَالَ فَذُوقُوا الْعَذَابَ بِمَا كُنْتُمْ
تَكْفُرُونَ
Dan seandainya kamu melihat ketika
mereka dihadapkan kepada Tuhannya (tentulah kamu melihat peristiwa yang
mengharukan). Berfirman Allah: “Bukankah (kebangkitan) ini benar?”
Mereka menjawab: “Sungguh benar, demi Tuhan kami”. Berfirman Allah:
“Karena itu rasakanlah azab ini, disebabkan kamu mengingkari (nya)”.
قَدْ
خَسِرَ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِلِقَاءِ اللَّهِ حَتَّى إِذَا جَاءَتْهُمُ
السَّاعَةُ بَغْتَةً قَالُوا يَا حَسْرَتَنَا عَلَى مَا فَرَّطْنَا فِيهَا
وَهُمْ يَحْمِلُونَ أَوْزَارَهُمْ عَلَى ظُهُورِهِمْ أَلا سَاءَ مَا
يَزِرُونَ
Sungguh telah rugilah orang-orang yang
mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat
datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah
besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!”,
sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah
buruk apa yang mereka pikul itu.
[Surat Al An'aam 25-31]
Bagaimana mereka tidak menyesal
mengingat kedahsyatan kiamat dan neraka itu amat dahsyat hingga seorang
ibu yang tengah menyusui anaknya sampai lupa pada anaknya:
“Hai manusia, bertakwalah kepada
Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian
yang sangat besar (dahsyat).
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” [Al Hajj 1-2]
(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” [Al Hajj 1-2]
Begitu mengerikan hingga anak-anak rambutnya menjadi beruban:
“Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.
Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu. Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana.” [Al Muzzammil 17-18]
Langit(pun) menjadi pecah belah pada hari itu. Adalah janji-Nya itu pasti terlaksana.” [Al Muzzammil 17-18]
Pada Surat Al Fajr 17-26 dijelaskan
bagaimana orang yang tidak memuliakan anak yatim, tak mau sedekah, dan
korup akhirnya menyesal tatkala diperlihatkan neraka yang begitu dahsyat
dan mengerikan. Neraka itu untuk menyiksa dirinya:
“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim, dan kamu tidak saling mengajak memberi makan orang miskin, dan kamu memakan harta pusaka dengan cara mencampur baurkan (yang halal dan yang batil), dan kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan.
Jangan (berbuat demikian). Apabila bumi digoncangkan berturut-turut, dan datanglah Tuhanmu; sedang malaikat berbaris-baris.
dan pada hari itu diperlihatkan
neraka Jahanam; dan pada hari itu ingatlah manusia akan tetapi tidak
berguna lagi mengingat itu baginya.
Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini.”
Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya, dan tiada seorang pun yang mengikat seperti ikatan-Nya.
[Surat Al Fajr 17-26]
Dia menyesal karena mencintai harta
benda dengan berlebihan dan ingin agar bisa kembali sehingga dapat
bersedekah. Namun sia-sia. Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak
berguna!
Surat Saba’ 31-33 menjelaskan bagaimana
orang yang tidak beriman kepada Al Qur’an akhirnya menyesal. Para
penyesat dan orang yang disesatkan pun saling menyalahkan:
“Dan orang-orang kafir berkata:
“Kami sekali-kali tidak akan beriman kepada Al Qur’an ini dan tidak
(pula) kepada Kitab yang sebelumnya”. Dan (alangkah hebatnya) kalau kamu
lihat ketika orang-orang yang lalim itu dihadapkan kepada Tuhannya,
sebahagian dari mereka menghadapkan perkataan kepada sebagian yang lain;
orang-orang yang dianggap lemah berkata kepada orang-orang yang
menyombongkan diri: “Kalau tidaklah karena kamu tentulah kami menjadi
orang-orang yang beriman”.
Orang-orang yang menyombongkan
diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah: “Kamikah yang telah
menghalangi kamu dari petunjuk sesudah petunjuk itu datang kepadamu?
(Tidak), sebenarnya kamu sendirilah orang-orang yang berdosa”.
Dan orang-orang yang dianggap
lemah berkata kepada orang-orang yang menyombongkan diri: “(Tidak)
sebenarnya tipu daya (mu) di waktu malam dan siang (yang menghalangi
kami), ketika kamu menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan
menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya”. Kedua belah pihak menyatakan
penyesalan tatkala mereka melihat azab. Dan Kami pasang belenggu di
leher orang-orang yang kafir. Mereka tidak dibalas melainkan dengan apa
yang telah mereka kerjakan.
[Saba' 31-33]
Pada surat Yunus 48-54, orang-orang kafir tidak percaya akan hari pembalasan. Bahkan minta disegerakan jika memang ada:
“Mereka mengatakan: “Bilakah (datangnya) ancaman itu, jika memang kamu orang-orang yang benar?”
Katakanlah: “Aku tidak berkuasa
mendatangkan kemudaratan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku,
melainkan apa yang dikehendaki Allah.” Tiap-tiap umat mempunyai ajal.
Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).
Katakanlah: “Terangkan kepadaku,
jika datang kepada kamu sekalian siksaan-Nya di waktu malam atau di
siang hari, apakah orang-orang yang berdosa itu minta disegerakan juga?”
Kemudian apakah setelah
terjadinya (azab itu), kemudian itu kamu baru mempercayainya? Apakah
sekarang (baru kamu mempercayai), padahal sebelumnya kamu selalu meminta
supaya disegerakan?
Kemudian dikatakan kepada
orang-orang yang lalim (musyrik) itu: “Rasakanlah olehmu siksaan yang
kekal; kamu tidak diberi balasan melainkan dengan apa yang telah kamu
kerjakan.”
Dan mereka menanyakan kepadamu:
“Benarkah (azab yang dijanjikan) itu?” Katakanlah: “Ya, demi Tuhan-ku,
sesungguhnya azab itu adalah benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput
(daripadanya)”.
Dan kalau setiap diri yang lalim
(musyrik) itu mempunyai segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia
menebus dirinya dengan itu, dan mereka menyembunyikan penyesalannya
ketika mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan di
antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya.
[Yunus 48-54]
Saat siksa itu datang mereka menyesal. Bahkan bersedia menebus dengan segala yang ada
http://media-islam.or.id/2011/08/25/penyesalan-orang-orang-kafir-di-akhirat/
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..