Hidup
adalah rangkaian usaha demi usaha. Sambungan ikhtiar demi ikhtiar.
Tetapi pada ujung usaha dan puncak ikhtiar itu tak lantas langsung
berhubungan dengan keberhasilan dan kesuksesan. Simpul itu adalah
kehendak Allah .Simpul itu benar-benar wilayah yang sangat gelap bagi
kita semua. Seperti ditegaskan oleh Allah dalam firmannya :"Dan tiada
seorangpun yg dapat mengetahui (dengan pasti) apa yg akan diusahakannya
besok ."( Q.S.Luqman:34)
Bila
pada simpul usaha, kita harus melakukan segala sesuatu dengan baik,
profesional, tertib, penuh semangat, maka pada wilayah gelap itu hanya
ada satu cara untuk menyikapinya : berdoa, berharap dan bertawakkal
kepada Allah. Karenanya,ruang gelap ini sangat bisa dilihat pd ekspresi
jujur setiap orang , bahwa pada setiap ikhtiar yang diusahakannya,
optimisnya dengan kata "SEMOGA" atau "MUDAH_MUDAHAN".
Inilah
simpul 'mudah-mudahan'itu .Ia bukan sekedar soal kebergantungan, tapi
juga potongan penting dari mozaik prinsip utama aqidah Islam.Orang
mukmin yang meyakini Tuhannya hanya Allah, juga harus meyakini bahwa Dia
pula yang menentukan umur, rezeki, jodoh, dan segala ketetapan lain
atas dirinya , termasuk datangnya musibah atau kegagalan .
Dengan
simpul 'mudah-mudahan' itu manusia tidak saja belajar tentang etika,
adab dan sopan santun sebagai manusia, bahwa ia bukan segala-galanya.
Bahkan dengan tehnolgi yg terus berkembang sekalipun, tetap ada
celah-celah kelemahannya. Ini bahkan jauh lebih rumit dari teori
tenggelamnya kapal Titanic atau hancurnya pesawat ruang angkasa
Columbia. Bila manusia sudah merasa sempurna, itu detik pertama ia akan
meluncur menuju jurang kehancurannya .
Sebagai
seorang mukmin ,simpul 'mudah-mudahan' yg juga ruang sangat gelap itu,
adalah tempat menyandarkan seluruh pengharapan kita. Dari sana energi
tawakkal, kepasrahan, justru bisa tumbuh subur dan menawan. Ruang gelap
itu lantas menjadi punya dua fungsi sekaligus : Fungsi ekspetasi dan
fungsi rekreasi .
Fungsi
ekspetasi, adalah dimana manusia pd akhirnya bergantung kepada kehendak
Allah, mau atau tidak mau. Sehingga tumbuh kesadaran manusia memilih
jalan hidup yang selayaknya , menata segala upayanya, lalu memohon
kesuksesan kepada Allah .
Fungsi
rekreasi , memberi manfaat lain bagi segala ketetapan Allah, setelah
ketetapan itu terjadi. Artinya , seorang mukmin bisa memaknai segala
keputusan Allah, dalam bingkai yang bijak: bahwa dibalik semua ini pasti
ada hikmahnya. Bila keputusan itu berupa musibah, ia bisa berharap akan
ampunanNYa, atau ia bisa mencoba menabungnya untuk hari akhirat kelak .
Kita
harus punya cita-cita dan harus mengejarnya.Tetapi tetap saja, harus
ada ruang gelap yg kita sisakan, untuk segala 'kata akhir' dari kehendak
Allah. Pada ruang gelap itu, kita menambatkan seluruh suluh iman kita ,
agar tak jadi lalai bila mendapat karunia , tidak juga putus asa bila
menerima bencana.
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..