Menemukan kadiah-kaidah yang mengatur jalannya sejarah akan mengantar
kita pada temuan lain: memfirasati zaman. Kaidah-kaidah sejarah itu
adalah sunnatullah fil hayat,
hukum-hukum kehidupan yang permanen, berlaku sepanjang waktu. Dari situ
kita bisa menilai apakah hidup kita sedang berjalan naik, atau sedang
berjalan datar, atau sedang terjun bebas ke bawah.
Menafsir berbagai peristiwa kehidupan dengan teks seperti menemukan gambaran utuh dari wajah kita di depan sebuah cermin besar yang terang benderang. Di dalam kerangka teks semua peristiwa itu terangkai sebagai satu kesatuan yang berjalan pada sebuah alur sejarah yang jelas, bukan serpihan kisah yang tidak saling terhubung. Merangkai peristiwa-peristiwa itu seperti mengkonstruksi bangunan waktu untuk membaca apa yang disebut orang-orang bijak sebagai tanda-tanda zaman.
Ada zaman misalnya, dalam kehidupan manusia, yang disebut dalam teks Qur’an dan Sunnah sebagai zaman fitnah. Zaman itu hadir dengan ciri-ciri utama seperti: waktu terasa berlalu begitu cepat, merajalelanya kebodohan, matinya orang-orang berilmu, munculnya pemimpin yang kekanak-kanakan, berkurangnya minat orang berbuat kebaikan, kecenderungan orang menjadi semakin pelit, banyaknya pembunuhan dan seterusnya. Imam Bukhari dalam Shahihnya menyebut semua ciri itu dalam Kitab Fitnah.
Jika dalam suatu kurun waktu tertentu peristiwa-peristiwa itu bermuncul secara berturut-turut dan atau bersamaan, maka itu adalah tanda-tanda zaman fitnah. Dalam situasi seperti ini, kata Nabi SAW: “Yang duduk lebih baik dari yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari yang berjalan, yang berjalan lebih baik dari yang berlari; siapapun yang menghampiri fitnah itu pasti akan dihancurkan oleh fitnah itu. Maka siapapun yang bisa menemukan tempat untuk bersembunyi atau berlindung, hendaklah ia segera melindungi dirinya daripadanya” (Imam Bukhari dari Abu Hurairah)
Cobalah membaca berbagai berita di media tentang berbagai peristiwa di sekeliling kita, lalu rangkai semua itu dalam sebuah rekonstruksi yang menyeluruh, kemudian cobalah bawa ke hadapan cermin teks yang terang benderang, lalu berpikirlah: Apakah isyarat Alloh dalam semua peritiwa itu? Ke manakah zaman sedang berjalan?
Setiap peristiwa kehidupan bukanlah serpihan yang tidak saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa itu adalah rangkaian panjang yang digerakkan oleh kaidah-kaidah tertentu –berupa nilai-nilai, ide-ide, kebiasaan-kebiasaan, tradisi, budaya. Itu terjadi secara sangat dinamis, dan biasanya berlangsung dalam sebuah satuan waktu yang lebih besar.
Bisakah misalnya, Anda membaca bagaimana medan-medan perang yang bertebaran begitu banyak di abad yang lalu menentukan arah zaman kita di abad ini? [Anis Matta, sumber : Serial Pembelajaran Majalah Tarbawi edisi 240]
Menafsir berbagai peristiwa kehidupan dengan teks seperti menemukan gambaran utuh dari wajah kita di depan sebuah cermin besar yang terang benderang. Di dalam kerangka teks semua peristiwa itu terangkai sebagai satu kesatuan yang berjalan pada sebuah alur sejarah yang jelas, bukan serpihan kisah yang tidak saling terhubung. Merangkai peristiwa-peristiwa itu seperti mengkonstruksi bangunan waktu untuk membaca apa yang disebut orang-orang bijak sebagai tanda-tanda zaman.
Ada zaman misalnya, dalam kehidupan manusia, yang disebut dalam teks Qur’an dan Sunnah sebagai zaman fitnah. Zaman itu hadir dengan ciri-ciri utama seperti: waktu terasa berlalu begitu cepat, merajalelanya kebodohan, matinya orang-orang berilmu, munculnya pemimpin yang kekanak-kanakan, berkurangnya minat orang berbuat kebaikan, kecenderungan orang menjadi semakin pelit, banyaknya pembunuhan dan seterusnya. Imam Bukhari dalam Shahihnya menyebut semua ciri itu dalam Kitab Fitnah.
Jika dalam suatu kurun waktu tertentu peristiwa-peristiwa itu bermuncul secara berturut-turut dan atau bersamaan, maka itu adalah tanda-tanda zaman fitnah. Dalam situasi seperti ini, kata Nabi SAW: “Yang duduk lebih baik dari yang berdiri, yang berdiri lebih baik dari yang berjalan, yang berjalan lebih baik dari yang berlari; siapapun yang menghampiri fitnah itu pasti akan dihancurkan oleh fitnah itu. Maka siapapun yang bisa menemukan tempat untuk bersembunyi atau berlindung, hendaklah ia segera melindungi dirinya daripadanya” (Imam Bukhari dari Abu Hurairah)
Cobalah membaca berbagai berita di media tentang berbagai peristiwa di sekeliling kita, lalu rangkai semua itu dalam sebuah rekonstruksi yang menyeluruh, kemudian cobalah bawa ke hadapan cermin teks yang terang benderang, lalu berpikirlah: Apakah isyarat Alloh dalam semua peritiwa itu? Ke manakah zaman sedang berjalan?
Setiap peristiwa kehidupan bukanlah serpihan yang tidak saling berhubungan. Peristiwa-peristiwa itu adalah rangkaian panjang yang digerakkan oleh kaidah-kaidah tertentu –berupa nilai-nilai, ide-ide, kebiasaan-kebiasaan, tradisi, budaya. Itu terjadi secara sangat dinamis, dan biasanya berlangsung dalam sebuah satuan waktu yang lebih besar.
Bisakah misalnya, Anda membaca bagaimana medan-medan perang yang bertebaran begitu banyak di abad yang lalu menentukan arah zaman kita di abad ini? [Anis Matta, sumber : Serial Pembelajaran Majalah Tarbawi edisi 240]
Artikel di kutip di Blog INI
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..