“nahnu du’at qobla kulla syai’in”
Slogan
di atas seharusnya menjadi acuan setiap muslim dalam berbagai
aktivitas. Apalagi bagi seorang yang mengaku sebagai aktivis dakwah.
Berdakwah, walau tidak disadari dan difahami oleh mayoritas umat Islam, adalah kewajiban yang melekat pada diri seorang muslim.
“Barangsiapa
melihat kemungkaran, maka perbaikilah dengan tanganmu. Kalau tidak bisa
dengan tangan, perbaikilah dengan lidahmu. Kalau tidak bisa juga,
dengan hatimu. Tapi itu tanda selemah-lemahnya iman.”
Tentunya
sabda Rasulullah ini ditujukan untuk semua kaum muslimin. Kapanmun,
dimanapun, kita diharuskan mencegah kemungkaran dengan semua potensi
yang kita miliki.
Memang dakwah ada dua dimensi, mencegah kemungkaran dan/atau mengajak atau memerintah pada kebajikan (amar ma’ruf nahyi munkar). Konteks hadits di atas adalah mencegah kemungkaran tapi intinya perintah berdakwah secara umum.
“nahnu du’at qobla kulla syai’in”
Menegaskan bahwa dakwah harus jadi background motivasi kita dalam segala aktivitas (kulla syai’in).
sebelum menjadi apapun, kesadaran bahwa kita ini adalah da’i harus
dimunculkan. Sehingga apapun profesi kita atau apapun yang akan kita
kerjakan, kita akan selalu ada dalam ridlo Allah SWT.
Sahabat,
apakah anda seorang pedagang, pegawai, PNS, penulis, penyair, ibu rumah
tangga, ketua RT, ketua senat, dll, ingat! anda adalah seorang da’i.
terutama profesi-profesi yang secara langsung atau tidak bisa membawa
pengaruh pada orang lain. Seperti profesi penulis, penyair, sutradara,
guru, dan yang sejenisnya.
Begitupun
dengan apa yang akan kita lakukan. Apakah itu, bekerja, berbelanja,
berolah-raga atau hanya sekedar nulis status di Facebook, semuanya harus
ada muatan dakwah, semuanya harus ada pengaruh positif kepada orang
lain.
Apapun? Ya! apapun.
Termasuk,
misalnya, anda masuk ke kamar kecil (wc). Coba kalau anda masuk ke wc
tanpa mengikuti kaidah islami -kaki kanan duluan- dan dilihta oleh anak2
anda. Mereka akan bingung, "kata bu guru kalau masuk wc harus kaki kiri
dulu, tapi kok si ayah kaki kanan dulu". Itu kalau mereka sudah dapat
pelajaran di sekolahnya. Nah, kalau yang belum, kan akan menganggap yang
anda lakukan adalah hal yang benar.
Banyak
cara untuk menjadikan profesi kita atau aktivitas kita bernuansa
dakwah. Tetapi semuanya harus muncul terlebih dahulu dalam hati kita,
sebelum kita berbuat apapun. Harus muncul dulu sebagai motivasi yang
membakar energi tubuh kita untuk melakukan apapun.
Sahabat,
jangan menganggap remeh profesi atau aktivitas kita. Semuanya akan
diminta pertanggungjawaban oleh Sang Pemilik Tubuh kita –yang kita
gunakan untuk beraktivitas- Allah SWT. Walau itu hanya berupa menghela
napas atau ketukkan jari di keyboard untuk nulis sebaris kalimat di FB.
Semua
orang akan menerima bukut raport, di hari yang akan datang, yang berisi
catatan apa saja yang dilakukan dalam jatah hidupnya.
“nahnu du’at qobla kulla syai’i”
kita ini da’i sebelum apapun. Kita bisa berdakwah dengan apapun yang kita bisa, dengan lisan (bil lisan), dengan perbuatan (bil ‘arkan) atau dengan hati sekalipun (bil qolbi). Tapi yang pasti, ketika ada orang yang terpengaruh oleh dakwah kita, maka itulah karunia yang sangat besar.
Rasulullah SAW bersabda:
"Demi
Allah! Jika Allah memberikan hidayah (kepada) seseorang dengan
perantara dakwahmu, itu lebih baik bagimu dari seekor unta merah*."
(HR. Bukhori Muslim, *Unta merah adalah harta kesayangan orang Arab pada zaman Nabi Muhammad SAW.)
So, say “nahnu du’at qobla kulla syai’in” before do anything.
Oleh:Urip Widodo,ST.
http://uripwid.blogspot.com/2011/08/nahnu-duat-qobla-kulla-syaiin.html#more
0 Komentar:
Posting Komentar
Kehormatan buat kami jika selesai baca Anda beri komentar atas Artikel ini....tapi, Mohon Maaf kawan Komentarnya yang sopan ya....he..he..he..